Akibat aksi kerusuhan yang dilakukan oleh pendukung Trump di gedung Capitol AS pada tanggal 6 Januari 2021 yang lalu, maka rencana pelantikan resmi presiden AS yang dijadwalkan pada tanggal 20 Januari 2021 akan dijaga cukup ketat oleh National Security Guards untuk mengantisipasi tindakan-tindakan yang akan menggagalkan pelantikan tersebut.
Presiden Trump meninggalkan Gedung Putih sebelum acara pelantikan presiden AS berlangsung. Hal ini terlihat berbeda dari pelantikan-pelantikan sebelumnya dan hal ini dilakukan oleh Trump akibat dugaan kecurangan yang dilakukan oleh Joe Biden dalam pemilihan umum Presiden AS pada bulan November tahun lalu.
Joe Biden akan menjadi Presiden AS ke-46 dan Kamala Harris akan menjadi Wakil Presiden perempuan pertama dalam sepanjang sejarah berdirinya negara AS. Selain itu, Joe Biden juga mulai menyerukan berbagai kebijakan yang cukup akomodatif seperti rencana stimulus lanjutan sebesar US$ 1.9 triliun yang akan dilakukan setelah pelantikan. Kemudian, penunjukan Janet Yellen sebagai Menteri Keuangan AS diharapkan dapat memperbaiki perekonomian AS yang cukup terkontraksi akibat pandemik COVID-19.
Strategi Investasi:
Ketegangan politik AS dapat memberikan sentimen negatif terhadap aset berisiko seperti pasar saham. Namun demikian, kejelasan terkait pemilihan Presiden AS semakin nyata dan waktu pelantikan resmi akan segera dilakukan pada Rabu pekan ini sehingga dapat kembali mendorong kepercayaan para pelaku pasar ke depannya. Sehingga, pelemahan yang terjadi dalam beberapa hari terakhir dapat dimanfaatkan untuk kembali mengakumulasi aset saham secara bertahap (buy on weakness).
Source: CNN, BBC, SKYNEWS, NYPOST