Imbal Hasil US Treasury Naik ke Level Tertingginya Dalam Satu Tahun Terakhir

23 Feb 2021 Ditulis oleh: Redaksi OCBC NISP

Berita seputar kenaikan imbal hasil atau “Yield” US Treasury (Obligasi AS) ramai dibincangkan oleh para pelaku pasar, baik domestik maupun asing akibat kenaikannya yang sangat signifikan sejak awal pekan lalu.

Sebagai catatan, kenaikan yield menandakan pelemahan terhadap harga obligasi karena yield dan harga bergerak berlawanan. Yield US Treasury untuk yang 10 tahun berada di kisaran level 1.2% pada awal perdagangan pekan lalu, namun pagi ini terlihat berada di kisaran 1.36% - 1.37%. Kenaikan yang tajam dalam waktu singkat ini tentu menjadi perhatian investor global, karena US Treasury merupakan tolok ukur bagi imbal hasil obligasi global, termasuk di Indonesia. Sehingga kenaikan yield US Treasury ini juga menyebabkan kenaikan yield atau penurunan harga obligasi di Indonesia, baik dalam mata uang Rupiah maupun Dolar AS.

Kenaikan yield ini disebabkan oleh adanya aksi penjualan aset US Treasury yang didorong oleh faktor berikut:

  1. Rencana penambahan stimulus fiskal senilai USD$1.9 Triliun oleh Presiden Biden.
  2. Potensi penyaluran stimulus fiskal oleh Presiden ke-46 Amerika Serikat, Joe Biden, menjadi salah satu faktor yang mendorong kenaikan yield US Treasury. Stimulus fiskal yang masif akan meningkatkan Money Supply di Amerika Serikat, dan dapat melemahkan mata uang USD. Pelemahan USD sendiri dapat menekan harga obligasi Amerika Serikat (US Treasury), dan juga menurunkan daya tarik investasi terhadap instrumen tersebut.

  3. Perkembangan positif dari segi penyebaran dan proses vaksinasi COVID-19 di Amerika Serikat.
  4. Amerika Serikat baru saja resmi mencatatkan 500 ribu kematian akibat virus COVID-19. Namun, angka penyebaran sudah turun sangat banyak dibandingkan awal tahun 2021; dimana kasus baru harian mencapai 300 ribu sehari akan tetapi kini berada dibawah 100 ribu per hari. Proses vaksinasi global saat ini berada di angka 4.6 juta per hari, dimana Amerika Serikat merupakan negara yang paling banyak melakukan penyuntikan di dunia per hari nya. Dengan perkembangan yang positif ini, investor di Amerika Serikat semakin melepas aset safe-haven seperti US Treasury untuk mengakumulasi instrument investasi lain yang lebih memberikan peluang disaat ekonomi sepenuhnya pulih.

Strategi Investasi:

Pelemahan pasar obigasi Amerika Serikat secara tidak langsung juga mengakibatkan pasar obligasi domestik untuk melemah. Dengan yield US Treasury yang saat ini berada di rentang 1.36% - 1.37%, investor dapat mempertimbangkan untuk berinvestasi terhadap obligasi pemerintah Indonesia, baik dalam mata uang IDR maupun USD. Maka dari itu, mengakumulasi aset pendapatan tetap seperti obligasi saat ini memberikan peluang yang cukup besar bagi seorang investor; mengingat harga yang saat ini relatif lebih murah dibandingkan awal tahun 2021. Potensi kenaikan yield US Treasury sendiri saat ini terlihat akan terbatas, sehingga investasi terhadap SUN dalam mata uang Rupiah atau INDON dalam mata uang Dolar AS saat ini cukup menarik.

Story for your Inspiration

Baca

Edukasi - 26 Apr 2024

6 Manfaat Kredit Bagi Masyarakat, Apa Saja?

Baca

Edukasi - 26 Apr 2024

Jangan Panik! Uang Salah Transfer Bisa Kembali dengan Cara Ini!

See All

Produk Terkait

Wealth Management

Wealth Management

Download OCBC mobile