Dampak efek samping vaksin COVID-19 AstraZeneca terhadap investasi Anda?

18 Mar 2021 Ditulis oleh: Redaksi OCBC NISP

Baru-baru ini diberitakan bahwa vaksin COVID-19 yang diproduksi oleh AstraZeneca akibat meningkatnya laporan kasus penggumpalan darah (blood clot) bagi penerima vaksin.

Hal ini mengakibatkan penundaan penggunaan vaksin AstraZeneca di 12 negara di Eropa, termasuk Eropa dan Perancis. Di Asia, Thailand merupakan negara pertama selain Eropa yang menunda peluncuran program vaksinnya akibat berita ini.

Walaupun demikian, World Health Organization (WHO) dan European Medicines Agency (EMA) telah menegaskan bahwa kasus penggumpalan darah di Eropa tidak berkaitan dengan penggunaan vaksin AstraZeneca. Pihak AstraZeneca pun menyatakan telah melakukan peninjauan terhadap data dari 17 juta orang yang divaksinasi di Uni Eropa dan Inggris dan tidak berhasil menemukan adanya peningkatan risiko pengumpalan darah akibat vaksin yang mereka kembangkan.

Bagaimana di Indonesia? Indonesia merupakan salah satu negara Asia Pasifik yang saat ini juga memiliki pasokan vaksin COVID-19 AstraZeneca, sebanyak 1.113.600 dosis vaksin saat ini dimiliki oleh pemerintah. Penggunaan AstraZeneca saat ini masih menunggu kajian dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) serta Ahli Imunisasi Nasional (ITAGI). Pemerintah pun masih meninjau ulang keamanan vaksin terkait berita efek samping tersebut. Ditambah juga masa interval vaksin AstraZeneca yang lebih panjang dibandingkan Sinovac. Vaksin AstraZeneca memakan waktu 9 hingga 12 minggu, dimana vaksin AstraZeneca yang dimiliki saat ini memiliki kadaluarsa pada Mei 2021.

Saat ini pelaku pasar mengkhawatirkan bahwa kemajuan program vaksin dapat terhambat, dan proses menuju pemulihan ekonomi akan semakin lama.


Apa dampak berita ini terhadap investasi Anda?

Sepekan lalu, indeks berhasil membukukan penguatan sebesar +1.6% akibat penandatanganan paket stimulus fiskal pemerintah Amerika Serikat senilai USD$1.9 Triliun. Namun di awal pekan ini, indeks terlihat cukup tertekan akibat beberapa faktor eksternal maupun internal, seperti isu vaksin AstraZeneca. Volatilitas pasar saham domestik pekan ini akan memberikan peluang bagi investor untuk melakukan averaging pada kelas aset seperti saham. Total vaksin yang dipesan oleh pemerintah Indonesia dari beberapa produsen vaksin mencapai 538 juta dosis hingga Q1-2022, dimana penyedia vaksin terbanyak adalah dari Sinovac. Terdapat juga beberapa produsen tambahan seperti Sinopharm, Moderna, berikut vaksin Merah Putih yang sedang dalam tahap pengembangan dan uji klinis di Indonesia.

Semakin turunnya angka penyebaran dan tingkat kematian dalam negeri akan menjadi penyokong utama pasar saham kedepannya, seiring dengan pemerintah yang terus berupaya untuk mendapatkan pasokan vaksin COVID-19 yang cukup untuk Indonesia mencapai “herd immunity”.

Story for your Inspiration

Baca

Edukasi - 26 Apr 2024

6 Manfaat Kredit Bagi Masyarakat, Apa Saja?

Baca

Edukasi - 26 Apr 2024

Jangan Panik! Uang Salah Transfer Bisa Kembali dengan Cara Ini!

See All

Produk Terkait

Wealth Management

Wealth Management

Download OCBC mobile