Definisi Divestasi, Tujuan, Metode, & Dampak Bagi Investor

3 Okt 2023 Ditulis oleh: Redaksi OCBC NISP

Divestasi adalah kebalikan dari investasi, yaitu penarikan dana dari proyek dengan tujuan tertentu. Simak selengkapnya tentang divestasi melalui artikel ini.

Mungkin Anda belum pernah mendengar ini, tapi kegiatan investasi memiliki kebalikan, yaitu divestasi. Di kalangan investor, kegiatan divestasi ini sangat umum dilakukan. Ada berbagai alasan melatar belakanginya. Tapi, sebenarnya apa persisnya divestasi itu? Apa tujuan investor melakukan ini? Dan kapan sebaiknya Anda melakukan divestasi?

Pengertian Strategi Divestasi

Strategi divestasi adalah kebalikan dari investasi. Lebih lengkap lagi, divestasi merupakan aktivitas mengurangi beberapa jumlah aset dalam rangka memperoleh keuntungan lebih besar di masa mendatang.

Dalam hal ini, bukan berarti divestasi merupakan hal yang merugikan. Sebab tujuan dari divestasi yaitu mendapatkan keuntungan lebih tinggi dari sebelumnya.

Secara sederhana, contoh divestasi adalah menjumlah sejumlah lot saham ketika harga di pasar sedang tinggi. Hal ini dilakukan agar investor mendapatkan profit lebih besar. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa strategi divestasi adalah beberapa langkah-langkah strategis yang dilakukan untuk mengurangi aset agar memperoleh laba semakin besar.

Tujuan Divestasi Dilakukan

Sudah dibahas sebelumnya, utamanya tujuan strategi divestasi adalah meraih keuntungan sebesar-besarnya. Namun, tidak hanya itu saja. Terdapat tujuan lain dari aktivitas divestasi. Adapun tujuan divestasi adalah berikut ini.

  1. Normalisasi Aset
    Pertama, tujuan divestasi adalah normalisasi aset. Biasanya suatu aset memiliki beban biaya tambahan seperti biaya pajak, biaya perawatan, dan sejenisnya. Agar pengeluaran-pengeluaran tersebut tidak terlalu besar, maka perusahaan perlu melakukan tindakan pengurangan aset atau disebut divestasi.

  2. Mengurangi Beban Kerugian
    Tujuan divestasi berikutnya adalah mengurangi beban kerugian. Tidak semua investasi menghasilkan keuntungan sesuai harapan. Daripada harus menanggung kerugian, biasanya investor akan melakukan divestasi.

  3. Efisiensi Profit Jangka Panjang
    Tujuan divestasi terakhir adalah efisiensi profit untuk jangka panjang. Setiap investor menginginkan profit maksimal, sehingga terkadang perlu melakukan pengorbanan. Divestasi adalah salah satu pengorbanan paling umum dilakukan.

    Akan tetapi, biasanya sebelum melakukan divestasi, investor akan melakukan perhitungan agar tahu sebesar apa risiko divestasi yang dihadapinya.

Dampak Divestasi Bagi Investor

Strategi divestasi adalah strategi yang dapat memunculkan dampak langsung dan tidak langsung bagi investor. Ada yang berdampak positif, namun ada pula yang berdampak negatif. Selengkapnya tentang dampak divestasi adalah sebagai berikut.

  1. Pengembalian Dana Investasi
    Pertama, dampak divestasi adalah modal investasi milik investor dapat kembali dalam jangka waktu pendek. Sebab begitu investor memutuskan melepas aset, ia pun akan menerima uang yang diinvestasikan di awal. Akan tetapi, hal ini tidak selamanya baik, karena jika ingin uang tersebut berputar menjadi profit, investor harus mencari instrumen investasi lainnya.

  2. Pengurangan Pendapatan
    Dampak selanjutnya divestasi adalah pendapatan rutin menjadi berkurang. Investor biasanya akan memperoleh pendapatan rutin berupa dividen atau return tiap periode tertentu. Akan tetapi, saat divestasi, investor akan kehilangan salah satu sumber passive income.

    Meski demikian, divestasi mungkin malah akan menambah pendapatan jika instrumen investasi selama ini hanya mengalami kerugian.

  3. Hilangnya Hak Atas Sebuah Perusahaan
    Dampak divestasi berikutnya adalah hilangnya hak atas sebuah perusahaan. Saat melakukan penanaman modal, seorang investor akan mendapat sekian persentase kepemilikan perusahaan. Akan tetapi, saat modal tersebut dicabut, otomatis investor juga akan kehilangan kepemilikannya.

  4. Potensi Redistribusi Kekayaan
    Terakhir, dampak divestasi adalah berpotensi redistribusi kekayaan. Maksudnya ialah hasil keuntungan dari aset yang dikurangi atau terjual, dapat dimanfaatkan untuk aktivitas produktif lainnya sehingga mampu menghasilkan keuntungan kembali. Akan tetapi, Anda perlu memastikan analisa divestasi Anda akurat sehingga benar-benar menghasilkan profit.

Macam-Macam Metode Divestasi

Kegiatan divestasi dapat dilakukan dengan beragam metode, antara lain:

  1. Metode Direct Selling
    Pertama, metode divestasi adalah direct selling. Metode ini merupakan cara divestasi yang banyak diterapkan oleh banyak kalangan. Sebab cara ini terbilang mudah dan potensi profit terlihat menjanjikan. Aktivitas direct selling dapat dijumpai pada kegiatan penjualan saham, unit bisnis, beberapa aset perusahaan dan sejenisnya.

  2. Metode Spin-Off
    Metode spin-off adalah metode divestasi yang meleburkan suatu divisi menjadi entitas lain secara terpisah. Maksud dari entitas adalah jenis perusahaan yang masih satu bagian dengan perusahaan induk.

    Cara ini akan berpengaruh pada pembagian pemegang saham entitas, meskipun pemegang saham akan tetap sama dengan sebelumnya. Selain itu, profit yang didapatkan dari metode spin-off bukan berupa uang tunai, melainkan efisiensi biaya.

  3. Metode Carve-Out
    Metode carve-out adalah metode divestasi dimana sebuah cabang dari perusahaan induk melepaskan diri menjadi sebuah entitas yang terpisah. Sehingga entitas baru tak ada kaitannya dengan perusahaan sebelumnya. Setelah itu, cabang perusahaan tersebut akan ditawarkan sahamnya ke masyarakat.

    Meski demikian, tidak semua cabang perusahaan dapat di-divestasi menggunakan metode ini. Anda wajib memastikan dulu cabang perusahaan tersebut punya kemampuan berdiri sendiri dari segi branding di masyarakat.

  4. Metode Tracking Stock
    Metode tracking stock adalah strategi divestasi dengan memilih satu unit bisnis paling menghasilkan keuntungan dan menjual sahamnya ke masyarakat. Sekilas, metode ini mirip dengan metode carve-out. Akan tetapi, dalam metode tracking stock, perusahaan induk tidak melepas 100% saham unit bisnis. Kepemilikan terbesar unit bisnis tersebut tetap ada dalam kuasa perusahaan induk.

Contoh Divestasi di Indonesia

Di Indonesia, kegiatan divestasi dapat dijumpai pada perusahaan-perusahaan berskala besar, dengan berbagai tujuan melatarbelakanginya. Adapun di Indonesia, beberapa contoh divestasi adalah sebagai berikut.

  1. Divestasi PT Aneka Tambang Tbk (ANTAM)
    Pertama, contoh divestasi adalah perusahaan PT Aneka Tambang Tbk (ANTAM) yang bergerak di bidang tambang tanah air melakukan penjualan 20% saham kepemilikannya kepada PT Dairi Prima Mineral di tahun 2018. Langkah ini diambil agar keuangan perusahaan semakin kuat dan bisa berfokus pada bisnis inti perusahaan.

  2. Divestasi Standard Chartered Bank (StanChart)
    Selanjutnya, contoh divestasi adalah perusahaan Standard Chartered Bank (StanChart) menjual saham kepemilikan senilai 45% kepada Bank Permata di tahun 2019. Hal ini dilakukan sebagai tujuan perusahaan untuk memperoleh modal lebih besar.

Demikian penjelasan tentang divestasi, tujuan, macam-macam, dan dampaknya. Strategi divestasi adalah salah satu strategi efisiensi biaya yang patut dipelajari pebisnis dan investor. Jadi saat suatu hari nanti perusahaan Anda perlu mengurangi beban biaya, Anda bisa mempertimbangkan divestasi sebagai salah satu solusinya.

Baca juga:

Story for your Inspiration

Baca

Edukasi - 18 Apr 2024

Rekening Koran untuk KPR: Fungsi dan Cara Dapatnya

Baca

Edukasi - 18 Apr 2024

Berapa Suku Bunga KPR Saat Ini? Berikut Penjelasannya!

See All

Produk Terkait

OCBC mobile
ONe Mobile

OCBC mobile

Tumbuhkan uang dalam 1 aplikasi bersama OCBC mobile yang baru.
Wealth Management

Wealth Management

Reksa Dana

Reksa Dana

Kemudahan investasi dengan aman dan nyaman untuk masa depanmu
Cash Management

Cash Management

Kelola bisnis jadi lebih mudah dan nyaman

Download OCBC mobile