Sejak adanya spekulasi akan potensi pengurangan stimulus moneter, atau tapering. Lalu, bagaimana dampaknya apa hal tersebut terjadi?
Perhatian para pelaku pasar tertuju pada pertemuan FOMC Meeting 21-22 September, dimana tapering kemungkinan akan segera diumumkan. Investor juga menantikan proyeksi suku bunga The Fed untuk beberapa tahun kedepan.
Sebelumnya, di akhir bulan Agustus, Powell menyampaikan pidato tahunannya di symposium Jackson Hole bahwa The Fed tidak akan terburu-buru untuk menaikan suku bunga. Hal tersebut didasari oleh tekanan inflasi yang bersifat sementara dan varian Delta yang berpotensi menjadi risiko. Namun, Powell memberi sinyal bahwa tapering atau proses pengurangan pembelian obligasi (quantitative easing) besar-besaran akan dilakukan di akhir tahun ini.
Data inflasi AS yang kuat terlihat dalam beberapa bulan terakhir, dimana inflasi melampaui diatas target The Fed 2%. Indeks Harga Konsumen (IHK) AS periode Agustus tumbuh 0.3% MoM (bulanan), dan 5.3% YoY (tahunan). Sementara inflasi inti naik 0.1% MoM, dan 4.3% YoY. Inflasi merupakan salah satu acuan The Fed untuk menentukan tapering.
Bagaimana dengan pasar tenaga kerja? Pemulihan pasar tenaga kerja juga hampir sesuai dengan ekspektasi. Walaupun penyerapan tenaga kerja di luar sektor pertanian (non-farm payrolls) bulan Agustus hanya sebanyak 235 ribu orang, namun tingkat pengangguran tercatat turun ke level 5.2%. Rata-rata upah per jam pun tumbuh 0.6% lebih tinggi dari bulan sebelumnya.
Terlihat bahwa kemajuan pada perekonomian AS terus berlanjut. Oleh karena itu, tanggal 21-22 September akan sangat menjadi penantian.
Ingin berpartisipasi dalam pasar saham AS dan negara maju? Nah, reksa dana syariah luar negeri Dolar AS dapat menjadi pilihan investasi Anda. Kunjungi website kami di https://www.ocbcnisp.com/id/individu/wealth-management/reksa-dana untuk informasi lebih lanjut, atau hubungi Relationship Manager Anda, atau kunjungi cabang OCBC NISP terdekat.