Krisis Energi, Indonesia Untung?

11 Okt 2021 Ditulis oleh: Redaksi OCBC NISP

Belakangan ini terjadi lonjakan harga komoditas energi, seperti harga minyak mentah, gas alam, serta beberapa produk komoditas turunannya.

Penyebab kenaikan harga tersebut disebabkan beberapa faktor, diantaranya akibat terhambatnya distribusi, hingga adanya pergantian musim dingin yang membutuhkan konsumsi energi lebih besar.

Belakangan ini terjadi lonjakan harga komoditas energi, seperti harga minyak mentah, gas alam, serta beberapa produk komoditas turunannya. Penyebab kenaikan harga tersebut disebabkan beberapa faktor, diantaranya akibat terhambatnya distribusi, hingga adanya pergantian musim dingin yang membutuhkan konsumsi energi lebih besar.

Inggris
Kelangkaan BBM di Inggris menyebabkan sebagian besar stasiun pengisian bahan bakar tidak bisa beroperasi karena tidak menerima supply dari distributor. Penyebabnya adalah perubahan aturan terkait sertifikasi tenaga supir truk yang mengangkut BBM, karena sejak keluarnya Inggris dari Uni Eropa, membuat sebagian besar supir tidak mendapatkan ijin untuk membawa truk distribusi BBM, namun pemerintah Inggris telah berupaya mencari solusi, salah satunya dengan memberikan visa sementara bagi ribuan supir truk untuk mendistribusikan minyak.

Eropa
Kelangkaan energi di Eropa menyebabkan kenaikan tarif listrik hingga tiga kali lipat di beberapa negara yang tergabung dalam Uni Eropa. Penyebabnya adalah rendahnya supply gas alam yang tersedia, hingga terhentinya pengoperasian beberapa generator pembangkit listrik tenaga nuklir akibat adanya pemeliharaan alat.

China
Meningkatnya kebutuhan energi di China akibat pemulihan ekonomi yang terjadi, namun tidak dibarengi peningkatan pasokan yang sesuai, membuat China mengalami krisis energi. Pemerintah meminta seluruh lapisan masyarakat untuk berhemat, baik untuk konsumsi rumah tangga hingga industri pabrik. Penyebab kurangnya pasokan juga akibat ditutupnya pasokan impor batubara dari Australia dan pemberlakuan aturan yang lebih ketat untuk emisi karbon.


Strategi Investasi:

Langkanya pasokan di beberapa negara tersebut merupakan dampak lanjutan dari kebijakan OPEC yang sempat menurunkan kapasitas produksi dibsaat pandemi Covid-19, untuk menstabilkan harga komoditas minyak global, namun di saat yang hampir bersamaan adanya pemulihan permintaan komoditas paska pandemi. Ke depannya, harga komoditas diperkirakan akan kembali stabil seiring normalisasi tingkat produksi dari negara penghasil minyak yang tergabung dalam OPEC.

Secara historis, kenaikan harga komoditas akan mendorong penguatan harga saham karena Indonesia merupakan salah satu negara produsen komoditas energi terbesar di dunia, sehingga kenaikan harga komoditas akan menguntungkan pasar saham domestik. Namun di satu sisi, kenaikan harga komoditas yang berkelanjutan dapat mendorong perekonomian pada kondisi stagflasi, dimana terjadi inflasi tinggi yang mengakibatkan perlambatan ekonomi, sehingga perlu diimbangi dengan kebijakan pemerintah yang tepat untuk mengantisipasi kondisi tersebut.

Dengan demikian volatilitas di pasar modal masih akan terjadi, sehingga investor dengan profil risiko agresif dapat memanfaatkan kesempatan tersebut untuk mengakumulasi kelas aset saham yang memiliki eksposur pada sektor komoditas.

Source: BLOOMBERG, CNBC, CNN


Story for your Inspiration

Baca

Edukasi - 24 Apr 2024

Cara Hapus Data KTP di Pinjaman Online Ilegal, Mudah dan Tanpa Biaya!

Baca

Edukasi - 24 Apr 2024

Loan to Value, Rasio yang Menentukan KPR Disetujui atau Tidak

See All

Produk Terkait

Cash Management

Cash Management

Kelola bisnis jadi lebih mudah dan nyaman
Pengumuman

Pengumuman

Informasi dan berita terkini tentang kegiatan korporasi OCBC NISP
OCBC mobile
ONe Mobile

OCBC mobile

Tumbuhkan uang dalam 1 aplikasi bersama OCBC mobile yang baru.
Wealth Management

Wealth Management

Download OCBC mobile