Arah Pemulihan Ekonomi Indonesia

15 Nov 2021 Ditulis oleh: Redaksi OCBC NISP

Sudah memasuki kuartal III – 2021, pemulihan ekonomi Indonesia terus mengalami peningkatan. Apa factor utamanya?

Pemulihan ekonomi terus terlihat di Tanah Air, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi sebesar 3.51% untuk kuartal III – 2021. Realisasi tersebut memang lebih rendah dibandingkan kuartal sebelumnya yang mencapai 7.07%, yang disebabkan oleh merabaknya COVID varian Delta di bulan Juli 2021 yang membuat Pemerintah melakukan pengetatan mobilitas dan menekan aktivitas ekonomi secara keseluruhan. Bagaimanapun, proses perbaikan terlihat pada perekonomian Indonesia.

Faktor utama yang menjadi pendorong pemulihan adalah pandemi COVID-19 yang semakin terkendali, dengan kasus harian nasional yang mulai stabil dibawah 500 kasus per harinya serta laju vaksinasi harian yang mencapai 2.3 juta dosis per hari. Hal tersebut membuat Pemerintah sekali lagi menurunkan larangan mobilitas dengan menurunkan level PPKM, yang berarti semakin banyak orang akan diperbolehkan untuk kembali ke kantor dan juga berkurangnya larangan operasi untuk bisnis.

Di tengah pembukaan aktivitas ekonomi secara bertahap, diharapkan akan diikuti oleh adanya pemulihan permintaan domestik. Inflasi bulan Oktober dirilis terkendali di 1.6% YoY. Inflasi merupakan indikator untuk mengukur kekuatan daya beli dan menjadi penyumbang utama dari sisi konsumsi.

Sementara itu, lonjakan inflasi yang diakibatkan oleh kelangkaan gas alam di tengah musim dingin yang melanda sebagian belahan dunia lainnya, memicu kenaikan sumber energi lain seperti batubara. Indonesia sebagai salah satu negara produsen batubara terbesar di dunia, mengalami peningkatan ekspor yang signifikan. Kenaikan ekspor berbasis komoditas ini diperkirakan akan mendorong pemulihan pada sektor ekonomi lainnya. Sektor manufaktur yang merupakan penyumbang terbesar dalam pembentukan PDB dari sisi lapangan usaha, melanjutkan ekspansi terkuat dalam 5 tahun terakhir di bulan Oktober pada level 57.2. Dana Moneter Internasional atau IMF memperkirakan perekonomian Indonesia akan melanjutkan kenaikan pada 5.9% di 2022, paska bertumbuh 3.2% di 2021.

Fundamental Indonesia yang kuat ditengah meningkatnya berbagai risiko global dapat menjadi katalis positif bagi pasar keuangan dalam negeri. Laba korporasi diperkirakan meningkat seiring pemulihan aktivitas ekonomi domestik, yang berpotensi mendorong kenaikan pasar saham. Oleh karena itu, investor dengan profil risiko agresif dapat memanfaatkan pelemahan yang terjadi pada pasar saham sebagai entry window untuk berinvestasi di kelas aset saham ataupun reksa dana saham.


Anda dapat mengunjungi website kami di https://www.ocbcnisp.com/id/individu/wealth-management/reksa-dana untuk informasi lebih lanjut, menghubungi Relationship Manager Anda, atau kunjungi cabang OCBC NISP terdekat.

Story for your Inspiration

Baca

Edukasi - 24 Apr 2024

Cara Hapus Data KTP di Pinjaman Online Ilegal, Mudah dan Tanpa Biaya!

Baca

Edukasi - 24 Apr 2024

Loan to Value, Rasio yang Menentukan KPR Disetujui atau Tidak

See All

Produk Terkait

Wealth Management

Wealth Management

Reksa Dana

Reksa Dana

Kemudahan investasi dengan aman dan nyaman untuk masa depanmu
OCBC mobile
ONe Mobile

OCBC mobile

Tumbuhkan uang dalam 1 aplikasi bersama OCBC mobile yang baru.

Download OCBC mobile