Apa itu utang jangka panjang? Pahami selengkapnya di bawah ini.
Dalam tahap pengembangan kegiatan usaha, suatu perusahaan pasti membutuhkan anggaran yang besar untuk dijadikan sebagai modal awal. Selain dari dana pribadi, modal juga dapat diperoleh dari para investor dan utang jangka panjang.
Namun, umumnya periode pelunasan utang jangka panjang lebih dari satu tahun akuntansi. Sehingga, hal ini bisa membebani perusahaan apabila tidak dikelola dengan bijak. Dalam artikel berikut, OCBC akan membahas tuntas manfaat utang jangka panjang hingga bedanya dengan utang jangka pendek. Yuk simak!
Utang jangka panjang adalah salah satu kewajiban keuangan perusahaan yang dapat dilunaskan dalam jangka waktu lebih dari satu tahun. Bahkan, jatuh tempo pelunasan utang berkisar 5-20 tahun, tergantung pada perjanjian kedua belah pihak.
Biasanya, pihak yang memberikan pinjaman utang jangka panjang adalah bank, investor, maupun perusahaan lain. Nantinya, uang ini akan digunakan untuk pembelian alat, menggaji karyawan, pemasaran, operasional, produksi, dan pengembangan riset.
Perusahaan yang memerlukan modal besar dalam pengembangkan kegiatan usaha dapat mengajukan pinjaman utang jangka panjang. Meskipun terkesan kurang ideal untuk kesehatan keuangan perusahaan, namun utang ini menjadi hal wajar di sebuah bisnis.
Umumnya, utang tenor panjang digunakan sebagai alat untuk memperkuat posisi modal suatu perusahaan. Selain itu, utang ini juga dapat meningkatkan total aset, baik bentuk peralatan, properti, maupun investasi.
Oleh sebab itu, utang ini mencerminkan rasio ekuitas (total debt to equity ratio), yaitu membandingkan jumlah utang dengan modal sebuah perusahaan. Selain modal, utang tenor panjang juga dapat mengukur keseluruhan aktiva yang digunakan dari utang.
Dari segi nama, Anda pasti sudah dapat menebak apa beda utang jangka panjang dan pendek. Utang tenor panjang dapat dilunasi dalam waktu lama, sedangkan utang jangka pendek hanya dalam waktu singkat.
Lebih jelasnya, utang jangka pendek adalah bentuk kewajiban yang dapat dilunaskan dalam waktu kurang dari setahun. Misal, jika suatu perusahaan mengajukan pinjaman dan akan dibayar kembali setelah beberapa tahun, maka hal itu termasuk utang jangka pendek.
Setelah Anda memahami perihal pengertian utang tenor panjang dan perbedaannya dengan jangka pendek, penting bagi Anda untuk mengetahui apa saja contoh utang jangka panjang. Pada dasarnya, jenis utang tenor panjang dibagi menjadi dua, diantaranya sebagai berikut.
Hipotek adalah salah satu contoh utang jangka panjang yang dimana menggunakan jaminan berupa barang tak bergerak dan aset tetap. Misalnya, rumah, gedung, sertifikat tanah, bangunan, perlengkapan kantor, mesin dan hak cipta.
Jaminan aset tersebut nantinya dapat disita oleh pihak pemberi pinjaman, jika peminjam gagal melunasi utangnya sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Hasil dari pelelangan aset tersebut akan digunakan untuk melunasi kekurangan utang.
Obligasi merupakan salah satu jenis utang dengan cara meminjamkan surat-surat berharga obligasi. Adapun kesepakatan tersebut dapat dilakukan berdasarkan perjanjian dengan nominal utang yang dicantumkan melalui surat obligasi.
Sebelum dibuat perjanjian, nominal dari surat obligasi tersebut harus diperlihatkan terlebih dahulu. Apabila telah sesuai, maka uang pinjaman akan diberikan sesuaikan dengan nominal yang tercantum dalam surat obligasi.
Sama seperti beberapa jenis utang pada umumnya, terdapat keuntungan atau manfaat dari adanya utang dengan tenor panjang bagi suatu perusahaan. Berikut ini penjelasan lengkapnya.
Dapat Menggunakan Aset
Saat memiliki utang, perusahaan tetap dapat menggunakan aset untuk keperluan operasional sebagai jaminan. Hal ini akan menjadi keuntungan bagi perusahaan yang ingin mengambil utang tenor panjang, karena Anda tetap dapat mengembangkan kegiatan usaha dengan memanfaatkan aset jaminan.
Bunga yang Lebih Rendah
Umumnya, utang tenor panjang mempunyai suku bunga tetap. Jika suku bunga naik, maka nilai aset yang menjadi jaminan akan mengikuti kenaikan dari suku bunga. Namun, apabila suku bunga turun, maka bunga utang tetap berada pada nilai dalam kesepakatan sebelumnya antara kedua belah pihak.
Mengurangi Jumlah Pajak
Saat suatu perusahaan mengajukan pinjaman utang tenor panjang maka Ia harus menanggung kewajiban bunga utang dalam setiap tahunnya. Hal ini akan membuat keuntungan perusahaan berkurang, sehingga mengurangi jumlah beban pajak yang harus dilunasi oleh perusahaan.
Meskipun mempunyai beberapa manfaat, namun utang tenor panjang pun tidak lepas dari adanya risiko. Adapun bahaya risiko dari utang dalam jangka panjang yang akan ditanggung oleh perusahaan adalah sebagai berikut.
Semakin lama batas waktu pelunasan utang, maka risiko yang akan ditanggung perusahaan juga semakin besar, bahkan kehilangan atas aset sebagai jaminan.
Perusahaan dituntut untuk terus meningkatkan jumlah pendapatannya agar laba pun akan meningkat.
Perusahaan harus selalu siap sedia atas kecukupan dana cukup yang akan dialokasikan untuk melunasi utang saat tiba waktu jatuh tempo.
Akan berpengaruh terhadap nilai saham perusahaan yang menurun jika utang terlalu tinggi atau rendah. Pasalnya, utang tenor panjang merupakan tolak ukur kemampuan perusahaan dalam pengelolaan modal dan utang.
Itulah dia pembahasan mengenai utang jangka panjang. Pada dasarnya, utang jangka panjang bermanfaat bagi perusahaan jika mampu mengembangkannya dengan baik. Namun, akan menjadi bumerang jika tidak dikelola dengan bijak.