Cara Menghitung Harga Wajar Saham dan Contoh Kasus

9 Des 2021 Ditulis oleh: Redaksi OCBC NISP

Bagaimana cara menentukan harga wajar saham murah atau mahal? Yuk simak!

Ketika terjun dalam dunia investasi saham, penting bagi Anda mempelajari cara menghitung harga wajar saham. Hal ini berguna agar Anda tidak mudah terjebak dengan saham gorengan dan bisa memilih saham yang tepat untuk dibeli.

Sebelum memutuskan membeli saham, seorang trader atau investor wajib melakukan analisa secara fundamental. Salah satunya, dengan analisa harga wajar saham menggunakan rasio keuangan. Bagaimana caranya? Simak pembahasan lengkapnya berikut ini.

Pengertian Harga Wajar Saham

Harga wajar atau nilai wajar (fair value) adalah istilah terkenal dalam dunia keuangan khususnya investasi. Secara general, harga wajar merupakan harga dari suatu aset yang telah disepakati oleh pembeli dan penjual. Namun, diasumsikan bahwa kedua belah pihak memiliki pengetahuan cukup mengenai nilai aset tersebut.

Dalam konteks investasi, harga wajar saham adalah harga pasar dari suatu saham yang berada pada posisi tertentu dan diakui sebanding dengan fundamental perusahaan. Fundamental dalam hal ini umumnya mengacu pada keadaan atau kinerja keuangan perusahaan.

Maka dari itu, perlu dilakukannya analisa fundamental saham sebelum melakukan jual beli sebuah emiten atau saham. Anda dapat menggunakan metode nilai intrinsik ala Benjamin Graham serta analisis berdasarkan rasio keuangan perusahaan.

Rasio Keuangan dalam Perhitungan Harga Wajar Saham

Terdapat beberapa rasio keuangan seperti ROE, PBV, EPS, dan PER yang biasanya digunakan oleh para investor untuk mengetahui cara menghitung harga wajar saham. Baik investor pemula maupun profesional, diperlukan analisa rasio keuangan agar lebih matang ketika memilih harga saham. Rasio keuangan tersebut dapat membantu investor dalam melihat kinerja perusahaan baik tahun yang sedang berjalan atau tahun sebelumnya.

Cara Menghitung Harga Wajar Saham dengan Rasio Keuangan

Berikut 7 rasio keuangan untuk membantu Anda dalam cara mengetahui harga wajar saham. Rasio-rasio dibawah ini juga dapat menjadi kalkulator harga wajar saham.

  1. Price to Book Value (PBV)

    Price to Book Value (PBV) adalah rasio harga saham terhadap nilai aset dalam pembukuan perusahaan. PBV juga dapat menjelaskan seberapa tinggi pasar menilai suatu perusahaan dibanding nilai asetnya.

    Rasio keuangan PBV merupakan salah satu rasio bagi investor untuk menganalisa harga wajar saham. Contohnya, nilai PBV sebesar 3x, artinya nilai harga saham mencapai 3 kali lipat dibandingkan nilai aset suatu perusahaan.

    Rasio ini umumnya dilihat dari rendah atau tingginya nilai PBV suatu emiten. Jika nilai PBV suatu emiten semakin rendah maka harga sahamnya pun semakin murah. Sebaliknya, jika nilai PBV suatu emiten semakin tinggi maka harga sahamnya pun semakin tinggi.

    Untuk mengetahui cara menghitung harga wajar saham menggunakan rasio PBV, Anda dapat menggunakan rumus berikut ini:

    PBV = harga saham / nilai buku per lembar saham (BV)

    Karena setiap industri memiliki nilai PBV yang berbeda-beda. Satu catatan bagi Anda, khususnya yang masih pemula dalam berinvestasi, disarankan untuk memperhatikan nilai PBV dalam industri sejenis ketika menilai harga wajar saham. Misalnya, apabila nilai PBV Bank Mandiri, BNI, dan BCA tidak berbeda jauh, maka dapat dikatakan harga saham tersebut masih wajar.

     

  2. Earning Per Share (EPS)

    Earning Per Share (EPS) adalah rasio laba bersih per lembar saham. Secara teknis, EPS merupakan rasio keuangan yang bertujuan untuk mengetahui jumlah laba bersih dari masing-masing lembar saham beredar. Jadi, semakin baik kinerja perusahaan, tentunya nilai EPS-nya semakin tinggi.

    Berikut adalah cara menghitung harga wajar saham dan cara mengetahui harga wajar saham melalui Earning Per Share perusahaan:

    EPS = (laba bersih - dividen preferen) / jumlah lembar saham yang beredar

  3. Return On Equity (ROE)

    Return On Equity (ROE) ialah rasio perolehan keuntungan yang dibukukan perusahaan dibandingkan dengan jumlah nilai aset milik perusahaan tersebut.

    Dengan kata lain, ROE berfungsi mengukur kemampuan perusahaan dalam mengelola modal yang diperoleh dari para investor. Sehingga, ketika nilai ROE semakin besar, maka bisa diartikan bahwa efisiensi perusahaan serta potensi labanya juga tinggi

    Untuk mengetahui cara menghitung harga wajar saham melalui rasio ROE, Anda dapat menggunakan rumus berikut ini:

    ROE = laba bersih setelah pajak / total kekayaan bersih

    Tips bagi Anda yang akan mempertimbangkan harga wajar saham menggunakan ROE, disarankan untuk membandingkan ROE perusahaan dalam industri sejenis. Setelah itu, ada baiknya, Anda juga melihat perkembangan ROE dari tahun ke tahun. Lalu, usahakan memilih nilai ROE perusahaan minimal sebesar 10%.

  4. Price to Earnings Ratio (PER)

    Price to Earnings Ratio (PER) adalah rasio yang menilai perusahaan berdasarkan harga saham terhadap keuntungan (laba) bersihnya. PER dapat menjadi alternatif Anda sebagai kalkulator harga wajar saham.

    Sama halnya dengan PBV dan ROE, untuk melihat harga wajar saham menggunakan rasio PER disarankan membandingkannya dalam industri sejenis. Rasio PER juga dapat membantu Anda dalam menganalisis suatu saham apakah layak dibeli atau tidak.

    Berikut adalah cara menghitung harga wajar saham menggunakan Price to Earning Ratio suatu perusahaan:

    PER = harga saham / laba per lembar saham

    Selain itu, PER juga dapat melihat berapa lama waktu untuk mengembalikan modal yang digunakan dalam membeli saham. Suatu saham perusahaan dapat dikatakan murah jika nilai PER semakin kecil. Sebaliknya, jika PER semakin tinggi maka harga sahamnya pun semakin mahal.

  5. Dividend Yield (DY)

    Dividend Yield (DY) ialah rasio yang menjelaskan jumlah pembagian dividen suatu perusahaan terhadap harga sahamnya dalam pasar. Namun, perlu Anda ingat, bahwa tidak semua perusahaan dapat membagikan dividen.

    Ketika Anda menghitung harga wajar saham menggunakan DY, usahakan perusahaan tersebut memiliki nilai DY yang tinggi. Semakin tinggi nilai DY suatu perusahaan maka akan semakin stabil laba bersih perusahaan tersebut.

    Untuk mengetahui cara menghitung harga wajar saham menggunakan Dividend Yield, Anda dapat menggunakan rumus berikut ini:

    DY = dividen per lembar saham / harga saham

  6. Debt to Equity Ratio (DER)

    Debt to Equity (DER) adalah rasio dari jumlah utang kewajiban perusahaan yang dibandingkan dengan modal bersihnya. Umumnya, nilai DER normal adalah 1, maka apabila DER kurang dari 1, utang yang dimiliki perusahaan lebih kecil dari modal bersihnya.

    Sebaliknya, jika DER lebih dari 1, utang yang dimiliki perusahaan lebih besar dari modal bersihnya. Utang lebih besar juga memungkinkan perusahaan memiliki risiko keuangan lebih besar.

    Berikut ini adalah cara menghitung harga wajar saham melalui Debt to Equity Ratio suatu perusahaan:

    DER = total utang kewajiban / kekayaan bersih

  7. Price Earning to Growth Ratio (PEG)

Price Earning to Growth Ratio (PEG) ialah rasio untuk mengukur nilai kelayakan. Nilai kelayakan tersebut membandingkan harga saham, laba yang diperoleh per sahamnya, dan harapan pertumbuhan perusahaan. Semakin kecil rasio PEG maka semakin murah harga sahamnya.

Untuk mengetahui cara menghitung harga wajar saham melalui Price Earning to Growth, Anda dapat menggunakan rumus berikut ini:

PEG = PER / growth ratio / 100

Itulah pembahasan dari OCBC NISP mengenai cara menghitung harga wajar saham. Jadi, apakah Anda sudah mulai memahaminya? Jangan lupa untuk melakukan analisis secara fundamental sebelum berinvestasi, ya!

Baca juga:

Story for your Inspiration

Baca

Edukasi - 24 Apr 2024

Cara Hapus Data KTP di Pinjaman Online Ilegal, Mudah dan Tanpa Biaya!

Baca

Edukasi - 24 Apr 2024

Loan to Value, Rasio yang Menentukan KPR Disetujui atau Tidak

See All

Produk Terkait

OCBC mobile
ONe Mobile

OCBC mobile

Tumbuhkan uang dalam 1 aplikasi bersama OCBC mobile yang baru.

Download OCBC mobile