Halaman yang Anda Cari Tidak Tersedia
Halaman yang Anda Cari Tidak Tersedia
Sebelum berinvestasi reksadana, yuk ketahui apa itu expense ratio!
Expense ratio adalah salah satu indikator penting dalam memilih produk reksadana. Hal ini karena nominal yang ditunjukkan dapat menggambarkan efisiensi dan profesionalisme kinerja manajer investasi.
Seperti yang telah kita ketahui, saat kita menanamkan sejumlah uang ke reksadana, manajer investasi akan mengelolanya. Dengan demikian, mengetahui kinerja mereka merupakan suatu keharusan bagi investor. Nah, pada artikel kali ini, OCBC akan menjelaskan apa itu expense ratio reksadana. Yuk simak!
Expense ratio adalah beban operasi yang diperoleh dari jumlah perbandingan antara biaya untuk operasional Reksa Dana terhadap total dana dalam kurun waktu setahun dengan rata-rata nilai aset bersih di tahun tersebut.
Lebih mudahnya, expense ratio adalah seluruh biaya yang digunakan oleh manajer investasi untuk mengelola reksadana dibagi dengan rata-rata aset investasi dalam satu tahun. Istilah ini juga biasa dikenal sebagai rasio beban biaya.
Dapat dikatakan, bahwa expense ratio gambaran operasional sekaligus gaji manajer investasi dan bank kustodian serta pajak kepentingan pengelolaan reksadana yang nantinya dinyatakan dalam bentuk persentase.
Besaran expense ratio merupakan salah satu indikator untuk menilai kinerja manajer investasi. Bagaimana caranya? Anda cukup melihat nominal yang dihasilkan. Apabila hasilnya tidak terlalu besar, dapat disimpulkan bahwa mereka menjalankan pekerjaannya dengan baik.
Namun, apabila hasil perhitungan expense ratio cukup besar, dapat disimpulkan bahwa kecil dana kelolaan yang dapat diputarkan ke dalam bentuk saham. Dengan demikian semakin berat pula beban manajer investasi untuk menarik keuntungan lebih besar dari nilai rata-rata return pasar (beat the market).
Umumnya, expense ratio terbaik adalah di bawah 1% hingga mendekati nol. Meskipun demikian, nominal yang terlampau kecil belum tentu lebih baik karena terkadang dapat kita jumpai reksadana dengan diskon pada nilai aset bersihnya. Jadi, meskipun rasio beban biayanya cukup tinggi, reksadana tersebut tetap berharga.
Dalam dunia bisnis, perusahaan besar akan berinvestasi pada reksadana apabila besarnya expense ratio di atas 1%. Adapun untuk bisnis berskala kecil, nominalnya tidak boleh melebihi 1.25%. Jika melebihi angka tersebut, dapat disimpulkan bahwa pengelolaan manajer investasi kurang profesional dan berbiaya tinggi.
Langkah pertama menghitung expense ratio adalah dengan melihat laporan keuangan milik manajer investasi. Selain itu, untuk mengetahui jumlah beban biaya, Anda perlu mengecek pembaharuan prospektus reksa dana yang telah dipilih.
Adapun rumus perhitungan expense ratio adalah sebagai berikut.
Expense Ratio = Beban Biaya : Rata-Rata NAB
Beban biaya dalam expense ratio merupakan hasil penjumlahan dana yang digunakan untuk operasional, jasa audit dan investasi, beban transaksi, tarif kustodian, urusan administrasi, pembayaran pajak, dan sebagainya.
Setelah mengetahui beban biaya, selanjutnya hitung rata-rata NAB yang didapatkan dari penjumlahan nilai pasar suatu aset berupa surat utang, deposito, maupun saham dalam reksadana tersebut. Adapun contoh perhitungan expense ratio adalah sebagai berikut:
Anda memiliki beban biaya investasi senilai Rp10 miliar, kemudian setelah menjumlahkan nilai pasar deposito dan saham dalam reksadana tersebut, diperoleh nilai Rp2 triliun. Maka, expense ratio Anda adalah sebagai berikut:
Expense Ratio
= Beban Biaya : Rata-Rata NAB
= Rp10 miliar : 2 triliun
= 0.005
Karena expense ratio dinyatakan dalam bentuk persen (%), maka angka tersebut akan dikalikan dengan 100% sehingga memperoleh hasil 0.5%
Dalam dunia investasi, expense ratio adalah indikator penting untuk memilih reksadana yang tepat. Berikut ini beberapa fungsinya.
Mengukur Beban Operasional
Melalui expense ratio, Anda dapat mengukur seberapa besar beban operasional untuk pengelolaan aset investasi atau Nilai Aktiva Bersih (NAB) reksadana. Hal ini penting sebagai bahan pertimbangan untuk bertahan atau beralih pada produk lain yang memiliki beban operasional lebih kecil.
Mengukur Profesionalisme Manajer Investasi
Expense ratio adalah salah satu indikator penentu kemampuan pengelolaan reksa dana secara efisien oleh manajer investasi. Semakin kecil hasil perhitungannya, maka makin tinggi profesionalisme dalam mengelola dana karena beban biaya yang digunakan tidak terlalu besar.
Cerminan Pengelolaan Reksadana
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, expense ratio adalah indikator untuk melihat profesionalisme manajer investasi. Semakin baik pengelolaan dana untuk distribusi, administrasi, dan operasional lainnya, maka reksadana Anda juga dikelola dengan maksimal.
Ketika membahas mengenai indikator yang satu ini, seringkali kita berjumpa dengan istilah “profit expense ratio” dan “operating expense ratio”. Apakah ketiganya adalah hal yang sama?
Profit expense ratio adalah rasio untuk menilai profitabilitas, yakni meliputi efisiensi penggunaan dana oleh bank untuk menghasilkan profit setinggi mungkin dengan meskipun terdapat beban tanggungan. Semakin tinggi nilainya, maka kinerja bank makin efektif.
Jadi, pada dasarnya, istilah ini bermakna serupa dengan expense ratio, hanya saja subjeknya berbeda. Selain itu, dalam expense ratio, semakin tinggi nilainya, justru mengindikasikan kinerja yang buruk.
Adapun operating expense ratio adalah istilah yang banyak digunakan dalam properti berupa real estate dan bisnis. Perhitungannya adalah melalui pembagian biaya operasional dengan income dari aset tersebut. Jadi, dapat disimpulkan bahwa ketiga istilah ini memiliki perbedaan makna.
Nah, dari penjelasan OCBC di atas, dapat kita tarik kesimpulan bahwa mengetahui cara menghitung expense ratio adalah hal yang sangat berguna sebelum berinvestasi di reksadana. Semoga artikel ini bermanfaat, ya!
