Inflasi Indonesia naik ke 1.87%, apakah sejalan dengan pertumbuhan ekonomi?

5 Jan 2022 Ditulis oleh: Redaksi OCBC NISP

Di awal tahun 2022, Badan Pusat Statistik (BPS) merilis Indeks Harga Konsumen (IHK) mengalami kenaikan harga atau inflasi tahunan per Desember 2021 sebesar 1.87%.

Angka tersebut melebihi ekspektasi analis yang memperkirakan inflasi tahunan sebesar 1.81%, dan merupakan angka inflasi tahunan tertinggi dalam 2 tahun terakhir. Penyumbang inflasi terbesar datang dari kelompok makanan, minuman dan tembakau dengan kenaikan sebesar 0.41%, diikuti oleh komponen transportasi yang datangnya dari angkutan udara dengan kenaikan sebesar 0.06%. Keberhasilan PPKM dalam menekan kasus harian akibat Covid-19, membuat beberapa sektor non-esensial kembali dibuka, sehingga aktivitas ekonomi pun kembali bergeliat, dan mendorong permintaan masyarakat di tengah kenaikan harga komoditas.

Seiring dengan pemulihan ekonomi domestik ini, maka Bank Indonesia (BI) berpotensi mengambil kebijakan yang lebih agresif di 2022, dengan menaikan suku bunga sebanyak satu hingga dua kali, sebagai upaya untuk menahan laju inflasi, sambil mempertahankan momentum pemulihan ekonomi. BI memproyeksikan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2022, diyakini akan berkisar antara 4.7% dan 5.5%. Dimana, angka tersebut lebih baik dari pada tahun 2021 yang diperkirakan berada di kisaran 3.2% hingga 4%. Pertumbuhan ekonomi Indonesia juga turut didorong dari kenaikan investasi yang masuk ke Indonesia akibat perubahan Undang-Undang Cipta Kerja, dan juga normalisasi budget pemerintah terkait proyek infrastruktur 2022 yang sempat dialihkan untuk program pemulihan ekonomi nasional dalam penanganan pandemi di tahun 2020-2021.

Meskipun Covid-19 belum berlalu dan masih tetap menjadi faktor pemberat dalam pemulihan ekonomi di Indonesia, namun dengan tingkat vaksinasi yang tinggi sebesar 60% di akhir tahun 2021, dan juga pelajaran dari lonjakan kasus harian yang disebabkan oleh varian Delta pada pertengahan 2021, membuat Indonesia semakin tangguh dan siap melawan pandemi Covid-19 di tahun ini. Oleh karena itu, investor dengan profil risiko agresif dapat kembali mempertimbangkan untuk berinvestasi pada aset berisiko seperti reksa dana saham untuk meningkatkan return dari portfolio investasi. Selamat berinvestasi!

Story for your Inspiration

Baca

Edukasi - 26 Apr 2024

6 Manfaat Kredit Bagi Masyarakat, Apa Saja?

Baca

Edukasi - 26 Apr 2024

Jangan Panik! Uang Salah Transfer Bisa Kembali dengan Cara Ini!

See All

Produk Terkait

OCBC mobile
ONe Mobile

OCBC mobile

Tumbuhkan uang dalam 1 aplikasi bersama OCBC mobile yang baru.
Wealth Management

Wealth Management

Download OCBC mobile