Overheating adalah suatu kondisi dimana perekonomian yang bertumbuh positif, namun dibarengi dengan tingkat inflasi yang tinggi.
Penyebab utama kenaikan inflasi ini adalah biasanya dikarenakan kenaikan daya beli konsumsi yang sangat besar, namun kondisi saat ini cukup berbeda dari biasanya, dimana saat ini kenaikan inflasi disebabkan oleh adanya gangguan supply chain akibat pandemi COVID-19 yang masih berlangsung sampai dengan saat ini sehingga membuat beberapa barang terutama harga barang komoditi mengalami kenaikan signifikan. Dapat kita lihat, harga minyak mentah dunia saat ini telah mencapai kisaran US$ 80 per barel dan juga adanya kenaikan terhadap barang-barang kebutuhan pokok.
Untuk meredam kenaikan inflasi yang lebih tinggi, dimana dapat membuat perekonomian AS overheating, maka dengan tanggap, ketua Fed AS Jerome Powell mulai melakukan pengetatan kebijakan moneter yang cukup agresif. Kebijakan moneter tersebut meliputi beberapa hal seperti tapering yang dipercepat sebesar US$ 30 miliar per bulan sampai dengan pertengahan tahun ini, akan adanya kenaikan suku bunga acuan sebanyak tiga kali di tahun 2022 ini yang dijadwalkan naik untuk pertama kali pada bulan Maret 2022, dan terakhir adalah melakukan pengurangan pembelian aset bulanan akibat stimulus yang besar untuk mengatasi pandemi COVID-19 dalam dua tahun terakhir.
Sementara itu dari gambar grafik di atas dapat disimpulkan bahwa apabila terjadi kenaikan inflasi yang tinggi, maka untuk menghindari terjadinya overheating, Fed harus menaikkan suku bunga acuan di tahun 2022. Sehingga, dengan kebijakan moneter Fed yang agresif di tahun ini, maka perekonomian AS diperkirakan akan terhindar dari overheating.
Manfaatkan volatilitas pergerakan pada pasar modal global untuk kembali melakukan akumulasi pada portfolio investasi reksadana USD Anda. Anda dapat mengunjungi website kami di https://www.ocbcnisp.com/id/individu/wealth-management/reksa-dana untuk informasi lebih lanjut, menghubungi Relationship Manager Anda, atau kunjungi cabang OCBC NISP terdekat.