Kenali apa itu trailing stop untuk memaksimalkan potensi keuntungan trading!
Dalam dunia trading, trailing stop adalah hal yang patut Anda pahami. Pasalnya, jenis order satu ini dapat mempermudah kegiatan transaksi jual beli Anda sebagai seorang trader saham. Adapun salah satu fungsi trailing stop adalah untuk memaksimalkan profit sekaligus menjaga trading dari pembalikan nilai secara mendadak.
Lantas, bagaimanakah cara menggunakan trailing stop? Lalu, apa pula perbedaan trailing stop dan stop loss? Agar lebih jelas, berikut OCBC rangkum pembahasan mengenai apa itu trailing stop, fungsi, hingga contohnya yang perlu Anda ketahui. Check it out!
Secara mendasar, trailing stop adalah suatu tindakan menentukan persentase stop loss berdasarkan pergerakan harga. Bisa dikatakan, trailing stop adalah jenis order yang memungkinkan Anda menetapkan nilai kerugian maksimum dalam transaksi. Biasanya, tindakan ini dilakukan ketika posisi trading telah mengalami keuntungan.
Misalkan, Anda membeli sebuah saham di harga 670 dan menetapkan level stop loss pada nilai 630. Namun, ternyata harga saham meningkat menjadi 710, maka Anda mengatur level stop loss di angka 670. Kemudian, ketika harga naik lagi menjadi 750, Anda pun memindahkan level di 710. Dan begitu seterusnya.
Tindakan tersebut pada dasarnya dapat dilakukan secara manual maupun otomatis menggunakan bantuan fitur di perangkat online trading.
Lalu, apa fungsi trailing stop? Well, trailing stop biasanya digunakan untuk mengunci keuntungan (profit) dengan memastikan terpenuhinya harga beli (entry price) maupun harga jual (exit price) suatu aset yang telah ditetapkan di awal. Hal ini pada akhirnya juga meminimalisir terjadinya kerugian yang lebih besar.
Dalam kata lain, fungsi trailing stop adalah untuk membantu Anda memperoleh keuntungan sekaligus melindungi dari kemungkinan adanya kerugian. Sehingga, meskipun risiko kerugian dibatasi, namun potensi profit yang bisa didapatkan tidak terbatas.
Setelah memahami apa itu trailing stop dan fungsinya, Anda juga perlu memahami kelebihan serta kekurangan dari tindakan order ini dalam dunia trading. Adapun kelebihan dan kekurangan trailing stop adalah sebagai berikut.
Trailing stop memiliki beberapa kelebihan, di antaranya:
Secara umum, kekurangan trailing stop adalah sebagai berikut.
Agar lebih paham mengenai apa itu trailing stop, simak contohnya berikut. Misalkan, Anda membeli saham Unilever dengan harga Rp5.000 per lembar dan berekspektasi harga tersebut akan meningkat hingga Rp6.000. Lalu, batas yang Anda tentukan untuk trailing stop adalah sebesar 10%.
Artinya, trailing stop Anda bermula pada harga Rp4.500 (turun 10% dari Rp5.000). Sehingga, ketika harga saham Anda tersebut meningkat menjadi Rp5.600, trailing stop pun akan naik pula di angka Rp5.040 atau fraksi nilai saham terdekat. Apabila harga saham meningkat ke Rp5.800, maka nilai trailing stop adalah Rp5.220.
Sementara, jika kemudian harga saham Unilever sedang menurun drastis dari Rp5.800 hingga mencapai Rp5.220, maka trailing stop akan secara otomatis membuat order jual saham. Dengan begitu, Anda pun tetap akan memperoleh keuntungan sebesar Rp220 walaupun nantinya saham tersebut terus merosot lebih jauh di bawah Rp5.220.
Lalu, bagaimana cara menggunakan trailing stop? Agar berhasil, Anda sebaiknya menggunakan trailing stop dengan rentang yang tidak terlalu jauh tetapi juga tidak terlalu dekat. Sebab, rentang sempit atau dekat dapat membatasi ruang gerak aset saat terjadi pergerakan harian dari pasar secara normal.
Hal tersebut malah bisa berujung kerugian dan mengurangi keuntungan. Sedangkan, rentang terlalu lebar justru menjadikan fungsi trailing stop tak berguna. Dengan demikian, langkah tepat menggunakan trailing stop adalah mengamati tren nilai aset terkait.
Contohnya, Anda membeli suatu aset sebesar Rp1.500.000. Lalu, coba perhatikan grafik sebelumnya dari aset tersebut. Misal, ternyata harga aset cenderung mengalami pullback sekitar 6% hingga 9% sebelum nilai meningkat lebih tinggi lagi, Anda dapat menggunakan data grafik ini untuk menetapkan level trailing stop.
Berdasarkan data tersebut, apabila Anda memilih trailing stop di 1-6%, maka Anda berpotensi tidak memperoleh keuntungan lantaran adanya pergerakan sementara. Sedangkan, jika Anda memilih trailing stop sebesar 20%, maka hal ini malah menjadikan order tidak berguna karena terlalu jauh. Sehingga, persentase yang bisa Anda ambil untuk trailing stop adalah di angka 10%.
Sebagian dari Anda mungkin cukup bingung mengenai perbedaan trailing stop dan stop loss. Pada dasarnya, stop loss adalah aktivitas menutup posisi trading guna menghindari kerugian. Biasanya, tindakan tersebut dilakukan oleh perangkat online trading secara otomatis.
Meski terdengar tak jauh berbeda, namun nyatanya sifat trailing stop adalah cenderung lebih fleksibel dalam melindungi profit. Pasalnya, pada stop loss, nilai yang ditentukan bersifat tetap dan tidak berubah. Sehingga, ketika Anda menetapkan stop loss di angka Rp200.000, maka nilai tersebut tidak akan berubah meskipun harga aset meningkat menjadi Rp300.000, Rp400.000, dan seterusnya.
Itulah pembahasan mengenai apa itu trailing stop, fungsi, contoh, hingga perbedaannya dengan stop loss. Dari penjelasan tersebut, bisa disimpulkan bahwa trailing stop adalah tindakan memodifikasi level stop loss berdasarkan pergerakan harga pasar. Hal ini tentu akan membantu Anda sebagai seorang trader untuk menghindari kerugian dan memperoleh keuntungan dengan mudah.