Pahami pengertian business to business (B2B) dan bedanya dengan B2C!
Business to business adalah salah satu model bisnis yang melibatkan dua entitas bisnis. Dalam artian, target yang disasar bukan hanya konsumen biasa tetapi pelaku bisnis. Business to business atau B2B ini kebalikan dari B2C (Business to Customer).
Lalu, apa perbedaan dari kedua model bisnis tersebut? Bila ingin tahu lebih lanjut, yuk simak artikel berikut ini sampai tuntas!
Pengertian business to business adalah transaksi bisnis baik secara elektronik maupun fisik antar entitas bisnis. Entitas bisnis yang dimaksud bisa berupa perusahaan, CV, dan sebagainya. Singkatan dari business to business adalah B2B. Dalam pengertian yang mudah dipahami, B2B merupakan bisnis yang sasarannya yaitu bisnis lainnya, bukan konsumen secara langsung.
Adapun contoh kegiatan business to business adalah jika Anda menjalankan bisnis ternak lele. Anda menjual lele Anda ke restoran yang menyediakan menu lele. Di sini, Anda menjualnya kepada pemilik restoran lele, bukan ke konsumen terakhir. Transaksi bisnis inilah yang disebut Anda disebut business to business atau B2B karena sasarannya adalah entitas bisnis lain.
Ada dua perbedaan business to business (B2B) dan business to customer (B2C). Sebelumnya Anda telah mengetahui bahwa business to business adalah transaksi antar entitas bisnis. Sedangkan, yang dimaksud business to customer adalah transaksi jasa atau produk kepada konsumen secara langsung baik perorangan maupun kelompok.
Contoh B2C yaitu penjual sembako yang menjual dagangannya ke masyarakat umum. Masyarakat merupakan konsumen terakhir dari rantai ekonomi. Sebenarnya, produk atau jasa yang ditawarkan oleh pemilik bisnis B2B dan B2C bisa saja sama. Yang menjadi pembedanya adalah target pasarnya.
Berikut beberapa poin perbedaan B2B dan B2C dari segi target pasar, daya beli, dan strategi marketing yang tepat.
Target pasar business to business adalah bisnis atau perusahaan lain. Sedangkan, target pasar business to customer yaitu konsumen baik perorangan maupun grup.
Pemilik B2B memiliki potensi menggaet calon pelanggan berdaya beli tinggi. Sedangkan pada B2C, daya beli calon pelanggan tidak bisa diprediksi.
Pegiat B2C dapat memasarkan bisnisnya melalui media digital seperti media sosial dan website. Memasarkan produk melalui Facebook, Instagram, Twitter, hingga YouTube bisa dicoba untuk meraih banyak calon pelanggan.
Sedangkan, pada model B2B, cara ini mungkin kurang efektif. Saat volume pembelian tinggi, perusahaan akan tertarik pada produk atau jasa yang ditawarkan. Mereka dapat melakukan proses inbound pada target pasar mereka hingga mendapat prospek-prospek berkualitas.
Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat dipahami bahwa model bisnis B2C cenderung lebih customer-centric. Sedangkan, model business to business adalah fokus pada suplai industri.
Mengetahui pengertiannya saja belum cukup. Pahami pula karakteristik business to business. Terdapat enam karakter B2B yang perlu Anda ketahui.
Salah satu contoh business to business adalah ketika produsen pakaian membeli benang dari perusahaan produksi benang. Pembelian tentu dilakukan dalam jumlah besar karena akan digunakan untuk memproduksi pakaian dalam skala partai.
Perusahaan produsen pakaian dan benang pun menjalani sejumlah tahapan sebelum menyepakati kontrak perjanjian mereka. Dalam hal ini, perusahaan hanya menyuplai pabrik-pabrik produsen pakaian tanpa menjualnya ke konsumen terakhir.
Dalam kondisi ini, yang dimaksud perusahaan business to business adalah perusahaan yang menyuplai benang untuk perusahaan pakaian. Dari paparan tersebut, apakah Anda sudah memahami contoh perusahaan business to business?
Itu dia penjelasan mengenai pengertian business to business (B2B), karakteristik, contoh serta bedanya dengan model bisnis B2C (business to customer). Ingin tahu informasi dan tips bisnis lainnya? Yuk simak lebih lengkap di OCBC NISP!