Pengertian Profitability Ratio, Jenis dan Cara Menghitungnya

16 Jun 2022

Pahami pengertian profitability ratio dan cara menghitungnya 

Pada dasarnya, rasio profitabilitas atau profitability ratio adalah bagian dari rasio keuangan. Tiga rasio lainnya yang termasuk dalam rasio keuangan yaitu rasio keuangan likuiditas, rasio aktivitas, dan rasio solvabilitas.

 

Penghitungan profitability ratio dapat digunakan untuk mengetahui laba atau keuntungan dari kinerja suatu perusahaan. Hasil penghitungan tersebut dapat memengaruhi laporan keuangan yang harus sesuai standar dasar akuntansi keuangan.

 

Dalam artikel ini akan dibahas apa itu profitability ratio, jenis- jenisnya serta rumus penghitungan profitability ratio yang dapat digunakan untuk melihat tingkat perkembangan profit perusahaan. Yuk simak penjelasan lengkapnya berikut ini.

Pengertian Profitability Ratio

Melakukan perbandingan atas pendapatan yang dihasilkan oleh perusahaan perlu dilakukan untuk menganalisis kemampuan perusahaan dalam meningkatkan profit pada kurun waktu tertentu. Perbandingan ini dapat dilakukan melalui penghitungan profitability ratio.

 

Tapi, apa yang dimaksud dengan profitability ratio?

 

Rasio profitabilitas atau profitability ratio adalah cara untuk mengukur kondisi finansial perusahaan melalui metrik keuangan yang digunakan untuk menilai kapabilitas perusahaan dalam menghasilkan profit.

 

Sumber keuntungan dalam profitability ratio adalah segala bentuk pendapatan perusahaan seperti kegiatan penjualan, aset, ekuitas dan hal-hal terkait biaya operasional perusahaan dalam kurun waktu tertentu.

Jenis dan Contoh Profitability Ratio

Profitability ratio adalah salah satu pilar utama untuk menganalisis perkembangan bisnis. Keakuratan analisa dari profitability ratio adalah alasan utama mayoritas perusahaan menitikberatkan perkembangan perusahaannya pada hasil profitability ratio.

 

Beberapa jenis rasio digunakan untuk memperkuat analisa data perusahaan. Jenis-jenis rasio tersebut dapat diklasifikasikan dalam 2 kategori. Berikut kedua kategori serta contoh profitability ratio:

Rasio Margin

Sebuah perusahaan dan pemilik bisnis pasti sudah familiar dengan jenis profitability ratio ini. Peran rasio margin adalah untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mengonversikan penjualan menjadi profit.

 

Dalam kategori ini yang termasuk beberapa contoh jenis profitability ratio adalah margin laba kotor (Gross Profit Margin) dan margin laba bersih (Net Profit Margin).

Rasio Pengembalian

Berbeda dengan rasio margin yang berfokus pada profit perusahaan, rasio pengembalian lebih mengutamakan kemampuan perusahaan dalam mendatangkan pengembalian atau return pada para pemilik saham atau stakeholder.

 

Dalam kategori ini yang termasuk jenis profitability ratio adalah pengembalian aset (Return on Assets Ratio), rasio pengembalian ekuitas (Return on Equity Ratio), rasio pengembalian penjualan (Return on Sales Ratio), dan pengembalian modal yang digunakan (Return on Capital Employed).

 

Baca juga: 10 Instrumen Pasar Modal, Pengertian dan Hal-Hal Seputarnya

Cara Menghitung Profitability Ratio

Mengingat profitability ratio adalah kegiatan krusial yang dilakukan oleh sebuah perusahaan, maka cara menghitung profitability ratio harus disesuaikan dengan jenis rasio yang digunakan.

 

Berikut 8 jenis profitability ratio yang paling umum digunakan oleh perusahaan dan pemilik bisnis beserta dengan rumus profitability ratio untuk menghitungnya:

Margin Laba Kotor (Gross Profit Margin)

Jenis profitability ratio ini digunakan untuk menghitung laba kotor yang yang dihasilkan dari profit penjualan. Besar dan kecil laba kotor yang didapat menunjukkan efektivitas kinerja operasional perusahaan.

 

Efektivitas kinerja ini terlihat pada harga pokok penjualan yang lebih rendah pada laporan arus kas dibandingkan dengan penjualan.

 

Rumus menghitung margin laba kotor = (Laba Kotor : Total Pendapatan) x 100%

 

Gross Profit Margin = (Rp350.000.000 : Rp600.000.000) x 100%

Gross Profit Margin  = 58,3%                        

Margin Laba Bersih (Net Profit Margin)

Margin laba bersih digunakan untuk mengukur keuntungan yang dimiliki perusahaan setelah dikurangi pajak pendapatan yang berasal dari aktivitas penjualan.

 

Nama lain dari margin laba bersih adalah profit margin ratio. Hal yang perlu diingat yaitu tingginya margin laba bersih merefleksikan kinerja operasional perusahaan dalam periode waktu tertentu.

 

Rumus menghitung margin laba bersih =  (Laba Bersih Setelah Pajak : Penjualan) %

 

Net Profit Margin         = (Rp50.000.000 : Rp40.000.000) %

Net Profit Margin         = 1,25%

Rasio Pengembalian Aset (Return on Assets Ratio)

Rasio pengembalian aset atau sering disingkat menjadi ROA (Return on Assets Ratio) menunjukkan besarnya profit berdasarkan analisis dari seluruh sektor pendapatan perusahaan.

 

Kekuatan aset perusahaan dapat diukur melalui jenis profitability ratio ini. Hal yang perlu diingat adalah jika laba aset rendah maka dapat disimpulkan bahwa aset perusahaan menjadi semakin kuat.

 

Rumus menghitung ROA = (Profit Perusahaan : Total Aset) %

 

ROA                         = (Rp100.000.000 : Rp50.000.000) %

ROA                         = 2%

Rasio Pengembalian Ekuitas (Return on Equity Ratio)

ROE (Return on Equity Ratio) atau rasio pengembalian ekuitas adalah rasio utama yang diperhatikan bagi pemegang saham karena mengukur kemampuan perusahaan untuk mendapatkan pengembalian atas investasi ekuitasnya.

 

Perlu diketahui bahwa ROE dapat meningkat tanpa investasi ekuitas tambahan dan dapat menarik investor untuk membeli saham perusahaan.

 

Rumus menghitung ROE = (Total Pendapatan Setelah Pajak : Ekuitas Pemegang saham) %

 

ROE                        = (Rp250.000.000 : Rp700.000.000) %

ROE                        = 0,36%

Baca juga: Net Income (Laba Bersih) dan Bedanya dengan Gross Profit

Rasio Pengembalian Penjualan (Return on Sales Ratio)

Return on Sales (ROS) adalah rasio yang digunakan untuk mengevaluasi efisiensi operasional perusahaan. Rasio tersebut erat kaitannya dengan margin laba operasi perusahaan.

 

Rasio tersebut memberikan informasi tentang berapa banyak keuntungan yang dihasilkan perusahaan sebelum dikurangi pajak dan bunga serta setelah memperhitungkan pembayaran biaya-biaya variabel produksi.

 

Rumus menghitung ROS = (Keuntungan Sebelum Pajak dan Bunga : Penjualan) x 100%

 

ROS                        = (Rp150.000.000 : Rp300.000.000) x 100%

ROS                        = 50%   

Pengembalian Modal yang Digunakan (Return on Capital Employed)

Pengembalian modal yang digunakan atau sering disebut Return on Capital Employed (ROCE) adalah rasio keuangan yang digunakan untuk menilai profitabilitas perusahaan dan efisiensi modal.

 

Rasio ini dapat membantu memahami seberapa baik perusahaan menghasilkan keuntungan dari modalnya. Hasil modal kerja didapat dari total aset dikurangi kewajiban lancar perusahaan.

 

Rumus menghitung ROCE =  Profit Sebelum Pajak dan Bunga : Modal Kerja

 

Total Aset                 = Rp30.0000.000

Kewajiban Lancar    = Rp10.000.000

Modal kerja              = Total Aset - Kewajiban Lancar

                                 = Rp30.000.000 - Rp10.000.000

                                 = Rp20.000.000

Profit       = Rp500.000.000

ROCE                      = Rp500.000.000 : Rp20.000.000

ROCE                     = 25       

Return on Investment (ROI)

Return on Investment (ROI) adalah ukuran yang digunakan untuk mengevaluasi efisiensi atau profitabilitas suatu investasi, membandingkan keefektifan sejumlah investasi yang berbeda dan mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan profit.

 

ROI memiliki peran untuk mengukur secara langsung jumlah pengembalian investasi tertentu yang relatif terhadap biaya investasi.

 

Rumus menghitung ROI = (Profit Investasi – Investasi Awal) : Investasi ) x 100%

 

ROI                           = (Rp300.000.000 - Rp200.000.000) : Rp200.000.000) x 100%

ROI                           = 50%   

Earning Per Share (EPS)

Earning Per Share  (EPS) dihitung sebagai keuntungan perusahaan dibagi dengan saham yang beredar dari saham biasa. Angka yang dihasilkan berfungsi sebagai indikator profitabilitas perusahaan.

 

Hal yang perlu diingat adalah jika EPS sebuah perusahaan tinggi maka dianggap semakin menguntungkan.

 

Rumus menghitung EPS = (Keuntungan Setelah Pajak – Dividen Saham Preferen) : Jumlah Saham Biasa yang Beredar

 

EPS                         = (Rp900.000.000 - Rp100.000.000) : 1.000.000

EPS                          = 800,-   

 

Baca juga: 9 Komponen Utama dalam Perencanaan Bisnis, Ini Tipe-Tipenya

Manfaat Profitability Ratio

Profitability ratio dapat digunakan untuk membandingkan keuntungan perusahaan dari periode sebelumnya. Selain itu, fungsi profitability ratio adalah untuk menghasilkan analisis konkret terkait besarnya profit yang dihasilkan perusahaan dalam kurun waktu tertentu.

Profitability ratio adalah cara terbaik untuk menilai apakah kinerja perusahaan berjalan dengan baik dan laba perusahaan terus meningkat. Profitability ratio juga menunjukkan seberapa efisien perusahaan menghasilkan keuntungan dan nilai bagi pemegang saham.

Itulah penjelasan tentang pengertian, jenis, hingga cara menghitung profitability ratio. Salah satu manfaat penghitungan profitability ratio adalah untuk mengetahui efisiensi kinerja perusahaan. Yuk kunjungi blog OCBC NISP untuk mempelajari banyak hal tentang keuangan dan investasi.

 

Itulah penjelasan tentang pengertian, jenis, hingga cara menghitung profitability ratio. Salah satu manfaat penghitungan profitability ratio adalah untuk mengetahui efisiensi kinerja perusahaan. Yuk kunjungi blog OCBC NISP untuk mempelajari banyak hal tentang keuangan dan investasi.

Story for your Inspiration

Baca

Edukasi - 24 Apr 2024

Cara Hapus Data KTP di Pinjaman Online Ilegal, Mudah dan Tanpa Biaya!

Baca

Edukasi - 24 Apr 2024

Loan to Value, Rasio yang Menentukan KPR Disetujui atau Tidak

See All

Produk Terkait

Cash Management

Cash Management

Kelola bisnis jadi lebih mudah dan nyaman

Download OCBC mobile