Perlu Dipahami, Pengertian Miskin dan Bedanya dengan Fakir

14 Nov 2022

Dalam Islam, miskin adalah golongan yang berhak menerima zakat fitrah.

Bagi sebagian orang, fakir dan miskin adalah dua istilah yang sangat familiar dalam berkehidupan sehari-hari. Meskipun sering dianggap sama atau sebagai satu kesatuan, sebenarnya kedua kata tersebut berbeda, lho.

Dalam kaitannya dengan ajaran agama islam, fakir dan miskin adalah dua golongan yang berhak menerima zakat fitrah. Jumlah pemberiannya pun disesuaikan dengan kebutuhan dan banyak orang yang mereka tanggung dalam satu tahun.

Nah, sebelum membahas lebih jauh mengenai perbedaan hingga bagaimana cara orang miskin menjadi kaya, yuk simak terlebih dahulu apa pengertian miskin melalui tulisan berikut ini!

Apa Itu Miskin?

Miskin adalah sebuah ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar hidupnya sendiri. Misalnya seperti makanan, tempat tinggal, pendidikan, kesehatan, hingga pakaian.

Kemiskinan sendiri dapat disebabkan oleh adanya kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, atau sulitnya mendapat akses pendidikan dan pekerjaan yang layak. Maka dari itu, miskin adalah salah satu masalah global yang harus segera dicari cara untuk menuntaskannya.

Secara sederhana, miskin adalah kondisi hidup dengan keterbatasan untuk bisa mencukupi seluruh kebutuhan pokok beserta apa yang menjadi tanggungannya.

Kemiskinan juga bisa dipahami dalam beberapa gambaran. Misalnya sebagai berikut.

1. Gambaran Kurang Materi

Pada tahap ini, miskin adalah suatu keadaan di mana belum bisa mengakses kebutuhan pangan sehari-hari, tempat tinggal, dan juga pelayanan kesehatan yang layak. Maka, kondisi dalam fase ini dipahami sebagai situasi kelangkaan barang dan pelayanan dasar.

2. Gambaran tentang Kebutuhan Sosial

Dalam fase ini, miskin adalah keadaan ketidakmampuan, ketergantungan, dan keterkucilan secara sosial untuk bisa berpartisipasi dengan masyarakat. Hal ini termasuk penyampaian informasi dan juga pendidikan.

3. Gambaran tentang Kurangnya Penghasilan

Pada tahap ini, pengertian miskin adalah pengahasilannya tidak memadai. Memadai di sini juga dapat memiliki tingkatan berbeda-beda, tergantung di mana ia tinggal.

Perbedaan Fakir dan Miskin

Jika dilihat dari definisinya, tentu Anda sudah dapat memahami apa perbedaan fakir dan miskin. Fakir merupakan kondisi ketika seseorang tidak memiliki harta dan pekerjaan, sehingga kesulitan dalam memenuhi kebutuhannya sehari-hari.

Sedangkang miskin adalah kondisi di mana sudah memiliki pekerjaan dan juga harta, namun belum bisa mencukupi kebutuhan pokok dirinya maupun keluarga yang ditanggungnya sehari-hari.

Dikutip dari The United Nations High Commissioner for Refugees atau UNHCR, Mazhab Syafi’i menjelaskan bahwa fakir merupakan orang yang benar-benar tidak memiliki apa-apa.

Sementara itu, miskin masih mempunyai beberapa harta walaupun belum bisa menutupi kebutuhannya sehari-hari.

Dalam istilah modern, makna fakir disebutkan memiliki penghasilan, namun hanya mampu memenuhi kurang dari setengah kebutuhan dasarnya. Hal itu bisa dikarenakan usia lanjut ataupun tidak mengenyam atau menuntaskan pendidikan formal.

Seseorang bisa dikatakan fakir apabila kebutuhan dasarnya lebih besar dibandingkan dengan penghasilannya.

Dalam contoh lain disebutkan juga bahwa fakir adalah kondisi tidak bisa bekerja karena cacat fisik, sakit, dan lain sebagainya, sedangkan sisa harta diperkirakan tidak sanggup mencukupi kebutuhan dasarnya selama setahun kedepan.

Sementara kriteria seseorang bisa disebut miskin adalah masih memiliki penghasilan, namun belum mampu mencukupi seluruh kebutuhan dasarnya, meskipun ia masih mampu mengenyam pendidikan formal.

Batasan serta Standard Zakat Fakir dan Miskin

Dalam menentukan apakah seseorang termasuk ke dalam standar penerima zakat, ada 3 kriteria untuk mengetahuinya. Apa saja? Yuk simak selengkapnya berikut ini.

1. Kriteria Berdasarkan Had Kifayah

Menurut Ibnu Abidin, had kifayah adalah batas minimum yang dapat menjauhkan seseorang dari kesulitan semasa hidupnya.

Dalam hal ini, kebutuhan akan makanan, pakaian, tempat tinggal, dan hal lainnya seperti perabotan serta kendaraan memang sudah ada, hanya saja tidak sampai pada tahap kemewahan.

2. Kriteria Berdasarkan Kehidupan Hidup Layak (KHL)

Kebutuhan hidup layak atau biasa disingkat menjadi KHL adalah standar seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya secara fisik selama satu bulan. Indikatornya sendiri pun kurang lebih sama dengan had kifayah.

3. Kriteria Berdasarkan Garis Kemiskinan (GK)

Kriteria terakhir yaitu garis kemiskinan. Dalam kondisi ini, ukuran tingkat kemiskinan yang digunakan merupakan metode atau pendekatan kebutuhan dasar (basic needs approach).

Metode ini menghitung rata-rata pengeluaran setiap orang berdasarkan hasil survei yang sebelumnya dilakukan oleh BPJS.

Demikian penjelasan lengkap mulai dari pengertian, perbedaan, hingga bagaimana cara orang miskin menjadi kaya. Jangan lupa untuk selalu membantu mereka agar bisa terbebas dari jerat kemiskinan.

Terakhir, Anda bisa temukan beragam informasi menarik terkait perbankan dan manajemen keuangan dengan mengunjungi laman OCBC NISP berikut. Sampai jumpa pada artikel selanjutnya!

Baca Juga:

Story for your Inspiration

Baca

Edukasi - 24 Apr 2024

Cara Hapus Data KTP di Pinjaman Online Ilegal, Mudah dan Tanpa Biaya!

Baca

Edukasi - 24 Apr 2024

Loan to Value, Rasio yang Menentukan KPR Disetujui atau Tidak

See All

Produk Terkait

Individu

Individu

Solusi perbankan OCBC siap bantu kamu penuhi semua aspirasi dalam hidup #TAYTB
Syariah - Asuransi

Syariah - Asuransi

Kelola keuangan lebih nyaman dengan prinsip Syariah

Download OCBC mobile