Uang logam adalah alat transaksi berbahan dasar aluminium, kuningan, atau nikel.
Uang logam adalah alat transaksi yang terbuat dari aluminium, kuningan atau nikel. Uang logam ini biasanya digunakan untuk transaksi dengan nominal kecil.
Nah, uang logam sebenarnya telah mulai digunakan sejak dahulu kala. Bagaimana sejarah uang logam? Apa saja ciri-ciri uang logam beserta kelebihan dan kekurangannya?
Yuk, simak selengkapnya di artikel ini!
Uang logam adalah alat pembayaran yang memiliki nominal lebih kecil daripada uang kertas.
Nominal uang logam biasanya dimulai dari Rp100, Rp200, Rp500, hingga Rp1000. Bahan dasar uang logam adalah alumunium, kuningan atau nikel.
Nah, ketiga bahan tersebut memiliki karakteristik tersendiri, misalnya uang logam berbahan dasar aluminium berbobot lebih ringan daripada nikel dan kuningan.
Untuk ciri-ciri uang logam aluminium lainnya adalah mempunyai kilapan metalik dalam hal tampilan.
Di Indonesia, uang logam dengan bahan dasar aluminium dicetak pertama kali pada tahun 1952.
Beda halnya dengan uang logam nikel yang berwarna silver metalik dan memiliki bobot lebih berat serta padat daripada aluminium.
Cetakan pertama jenis nikel pada uang logam adalah nominal Rp50 sen, sedangkan untuk saat ini dapat dijumpai di Rp1000 tahun 2010.
Selanjutnya, yaitu uang logam berbahan dasar kuningan dengan tampilan keemasan.
Persamaan bahan dasar nikel dan kuningan pada uang logam adalah bobot yang hampir setara beratnya.
Rp10 sen pada tahun 1974 merupakan cetakan pertama kali uang logam kuningan, sedangkan masa kini dapat dijumpai di pecahan Rp500 tahun 2003.
Selain itu, uang logam di Indonesia juga pernah dibuat dengan campuran dua bahan sekaligus, yaitu kuningan dan nikel
Uang logam jenis ini diterbitkan pada tahun 1993 hingga 2000 dengan nominal pecahan Rp1000.
Intinya, uang logam adalah alat transaksi seperti halnya uang kertas, namun nominalnya lebih kecil.
Hingga saat ini, penggunaan uang logam sebagai alat transaksi masih sering kita jumpai di kehidupan sehari-hari.
Misalnya, untuk keperluan membayar parkir, melengkapi jumlah transaksi, hingga sebagai kembalian.
Namun, uang logam tersebut tidak semuanya masih berlaku, tercatat kini hanya nominal Rp100, Rp200, Rp500, dan Rp1000 saja yang masih sering digunakan.
Baca juga: Uang Adalah: Pengertian, Fungsi, dan Jenis-Jenisnya
Sejarah panjang uang sebagai alat transaksi telah terjadi sejak lama, bahkan sebelum masehi.
Untuk uang logam, mulai digunakan saat peradaban bangsa Lydia. Dapat dikatakan bahwa bangsa Lydia merupakan pionir penggunaan uang logam ini.
Kerajaan Lydia memiliki hubungan dengan bangsa Yunani Kuno, penggunaan uang logam berupa koin di peradaban ini diperkirakan telah berlangsung sejak tahun 700 SM.
Uang logam bangsa Lydia dibuat dari elektrum, yaitu campuran bahan emas dan perak.
Kombinasi bahan dasar alami dari emas dan perak tersebut menghasilkan warna kuning muda pada koin bangsa Lydia.
Selain bangsa Lydia, sejarah penggunaan uang logam juga ditemukan di Pulau Aegina, Yunani.
Uang logam berupa koin ini mulai digunakan oleh penduduk pulau Aegina sejak tahun 700-500 SM, periodenya hampir berdekatan dengan peradaban bangsa Lydia.
Koin tersebut dicetak dengan bahan dasar perak dan emas murni impor Afrika Utara.
Seiring berkembangnya zaman, bahan dasar uang koin tidak hanya dari emas atau perak saja, namun juga tembaga atau logam lainnya agar lebih kuat.
Selain dua peradaban tadi, ada dinasi Qin di Cina yang juga menerapkan penggunaan uang logam pada tahun 221-207 SM.
Di Cina, bentuk uang logam adalah berupa koin berlubang dan berbentuk pipih dengan bagian tengah serta tepinya memiliki perbedaan warna.
Baca juga: Cara Menjual Uang Kuno ke Bank dan Harga Uang Kuno Termahal
Uang logam di Indonesia masih digunakan hingga saat ini, terutama untuk melengkapi jumlah transaksi.
Nah, berikut ada ciri-ciri uang logam yang telah terbit sejak tahun 1991 dan masih bisa digunakan hingga saat ini, yaitu:
Dalam penggunaannya, uang logam memang memiliki kelebihan tersendiri. Salah satu kelebihan uang logam dibanding uang kertas adalah mudah untuk dibagi tanpa nilainya berkurang. Selain itu, kelebihan uang logam adalah sebagai berikut:
Selain kelebihan, uang logam juga mempunyai kekurangan yang wajib Sobat OCBC NISP ketahui. Kekurangan uang logam adalah sebagai berikut:
Demikian penjelasan mengenai uang logam, beserta sejarah, kelebihan maupun kekurangannya. Intinya, uang logam adalah alat pembayaran dengan nominal kecil.
Semoga artikel ini dapat menambah pengetahuan Sobat OCBC NISP tentang dunia finansial. Nah, untuk memperdalam topik-topik finansial, maka silahkan Anda baca artikel lain di blog OCBC NISP. Selamat membaca!
Baca juga: Perbedaan Dinar dan Dirham, Alat Transaksi atau Investasi?