Neraca saldo setelah penutupan dibuat untuk memastikan transaksi usaha seimbang.
Neraca saldo setelah penutupan atau post-closing trial balance adalah daftar keseluruhan saldo di akun riil yang dibuat di akhir periode pelaporan suatu perusahaan.
Tujuan dari pembuatannya adalah untuk memastikan apakah nilai pengeluaran dan pendapatan seimbang atau tidak pada saat penutupan buku.
Selain itu, neraca saldo penutup juga dapat digunakan untuk mencegah adanya transaksi tambahan, serta menunjukkan jumlah keuangan perusahaan yang lebih transparan dan akuntabel.
Lalu, bagaimana cara membuatnya? Yuk simak selengkapnya penjelasan tentang post-closing trial balance.
Neraca saldo setelah penutupan adalah laporan yang dibuat setelah penutupan jurnal untuk memastikan saldo di pembukuan usaha seimbang dan sesuai dengan balance.
Tujuan pembuatannya adalah untuk memastikan keseluruhan pengeluaran dan pendapatan usaha telah seimbang saat penutupan buku.
Perhitungan saldo rekening pada neraca harus sesuai dengan catatan pembukuan usaha agar mempermudah pencatatan di awal periode berikutnya.
Post-closing trial balance membuat Sobat OCBC NISP dapat mengetahui apakah besaran modal dan aset dalam keadaan seimbang atau tidak.
Jika seimbang, maka transaksi yang terjadi sudah sesuai dan tidak mengalami ketimpangan.
Baca juga: Apa itu Balance Sheet atau Neraca Keuangan? Ini Komponennya
Neraca saldo setelah penutupan disusun dengan tujuan utama untuk mengetahui kebenaran jumlah saldo serta keseimbangan debit ataupun kredit setelah penutupan jurnal.
Pemeriksaan ini sangat bermanfaat untuk membandingkan data dari neraca saldo penutup dan neraca lajur, serta mengetahui posisi keuangan perusahaan.
Maka, saldo akun yang tercatat harus sesuai dengan neraca. Jika tidak sama, dapat dimungkinkan telah terjadi kesalahan saat pencatatan atau selisih perhitungan yang tidak diketahui penyebabnya.
Post-closing trial balance merupakan hal yang sangat penting dalam keseimbangan setiap periode pencatatan usaha, untuk itu Anda perlu mengetahui siklus akuntansinya.
Langkah pertama yaitu mencatat setiap transaksi yang berlangsung pada buku jurnal. Lalu, transaksi tersebut harus dicatat ulang pada buku besar.
Neraca saldo dapat dibuat setelah pencatatan pada buku besar. Selanjutnya, akan terjadi proses pembuatan pasal penyesuaian.
Setiap ayat yang disepakati harus dicatat dalam buku besar, lalu dibuat neraca saldo setelah penyesuaian.
Apabila telah selesai, maka Anda dapat membuat laporan keuangan untuk syarat pembuatan jurnal penutup.
Fungsi utamanya adalah menutup seluruh akun yang berhubungan dengan laporan laba rugi serta perubahan modal usaha.
Siklus terakhir ialah membuat jurnal pembalik. Anda juga bisa membuat jurnal pembalik tersebut sebelum siklus dimulai.
Terdapat format umum yang perlu Anda ketahui sebelum mulai menyusun neraca saldo setelah penutupan.
Format tersebut memuat komponen utama seperti nama perusahaan, judul, periode, dan tanggal penyusunan neraca.
Selanjutnya, terdapat empat kolom di bawah keterangan tersebut yang masing-masing berisi keterangan berbeda-beda, meliputi kode akun, nama akun, kolom kredit, dan kolom debit.
Setelah membuat kolom tersebut, Anda dapat memasukkan akun dan saldo di sana. Data yang diambil harus disesuaikan pada jurnal penutupan.
Apabila seluruh komponen sudah lengkap, jurnal penutupan sudah siap untuk dicatat atau dilaporkan pada buku besar untuk mempersiapkan neraca awal siklus akuntansi periode selanjutnya.
Baca juga: Contoh Neraca Keuangan: Pengertian & Cara Lengkap Membuatnya
Setelah mengetahui siklus dan formatnya, Anda tentunya perlu tahu bagaimana langkah-langkah menyusun neraca saldo yang sesuai.
Berikut cara membuat neraca saldo setelah penutupan, di antaranya:
Terdapat berbagai manfaat yang akan Anda dapatkan saat membuat neraca saldo setelah penutupan untuk pembukuan usaha.
Pada post-closing trial balance hanya terdapat perhitungan piutang, aset, dan modal. Anda tidak akan menemukan pencatatan tentang pengeluaran, pemasukan, serta laba rugi.
Hal tersebut karena akun sebelumnya telah dikosongkan atau dimasukkan pada jurnal penutup yang telah dibuat.
Sehingga, penghitungan post-closing trial balance bermanfaat sebagai neraca awal pada periode pembukuan selanjutnya.
Selain itu, neraca tersebut juga berguna untuk memastikan dan menjaga perhitungan pada buku besar telah seimbang atau belum.
Manfaat lainnya ialah agar Sobat OCBC NISP dapat mengetahui aset dan sumber dana apa saja yang masih dimiliki perusahaan.
Neraca tersebut bisa dibuat berdasarkan berbagai saldo yang ada pada buku besar setelah jurnal penutup dimasukkan.
Baca juga: Kas Bank Adalah: Pengertian, Prosedur, hingga Contohnya
Sebagai referensi dalam pembuatannya, berikut contoh neraca saldo setelah penutupan.
PT. SINAR ABADI | |||
---|---|---|---|
Neraca Saldo Setelah Penutupan | |||
Periode 30 September 2022 | |||
No. Akun | Nama Akun | Debet | Kredit |
120 | Kas | Rp25.000.000 | |
124 | Hutang | Rp7.000.000 | |
130 | Gedung | Rp9.000.000 | |
131 | Penyusutan Gedung | Rp2.000.000 | |
179 | Peralatan | Rp4.000.000 | |
180 | Penyusutan Peralatan | Rp1.000.000 | |
190 | Hutang Usaha | Rp4.000.000 | |
200 | Hutang Bank | Rp8.000.000 | |
310 | Modal | Rp30.000.000 | |
Total | Rp45.000.000 | Rp45.000.000 |
Itulah penjelasan lengkap tentang neraca saldo setelah penutupan beserta cara pembuatannya.
Hal tersebut diperlukan agar dapat menyajikan laporan keuangan secara pasti dan seimbang pada saldo akun untuk periode selanjutnya.
Semoga informasinya bermanfaat, ya! Dapatkan informasi menarik lainnya seputar bisnis dan keuangan hanya di blog OCBC NISP!
Baca juga: Kenali 5 Jenis Laporan Keuangan dan Contohnya, Apa Saja?
Referensi