Discounted cash flow adalah metode analisis peluang sebuah investasi.
Discounted cash flow adalah analisis yang dilakukan untuk memperkirakan nilai saham di masa depan.
Metode ini digunakan oleh investor dalam mengambil keputusan investasi, termasuk saat akan melakukan akuisisi perusahaan dan menentukan kebijakan anggaran modal atau biaya operasional.
Lalu, bagaimana cara menghitung discounted cash flow? Simak informasi lengkapnya pada ulasan berikut!
Discounted cash flow adalah metode analisis yang digunakan untuk menentukan present value arus kas di masa depan.
Discounted cash flow adalah teknik yang dimanfaatkan untuk memilih dan mengevaluasi proyek investasi berdasarkan penyesuaian arus kas dari setiap periode dengan mempertimbangkan time value of money.
Sederhananya, metode discounted cash flow (DCF) digunakan untuk mengestimasikan banyaknya penghasilan di masa depan dengan melihat nilai investasi saat ini.
Discounted cash flow juga sering disebut sebagai arus kas diskonto. Adanya penggunaan tingkat diskonto, membuat penentuan nilai DCF dapat diproyeksikan secara jelas.
Jadi ketika suatu proyek menghasilkan arus kas lebih besar di masa depan daripada nilai investasi awalnya, maka nilainya akan positif.
Di sisi lain, sebuah proyek dikatakan tidak menguntungkan apabila biaya investasi awalnya lebih besar daripada arus kas masa depannya.
Salah satu fungsi utama dari discounted cash flow adalah menghitung arus kas diskonto dari suatu bisnis agar bisa menentukan nilainya.
Sebagian besar investor dan analis keuangan menggunakan metode discounted cash flow saat akan menentukan modal, bernegosiasi merger atau mengambil alih perusahaan.
Pada sebuah bisnis, metode DCF juga digunakan sebagai indikator untuk membuat keputusan terkait investasi tertentu, seperti peluncuran produk baru, membeli unit produksi, dan lainnya.
Selain itu, perhitungan discounted cash flow dapat dimanfaatkan untuk memperkirakan nilai-nilai tertentu, seperti harga saham, obligasi, real estate atau investasi sebuah proyek.
Baca juga: IPO: Arti, Proses, Syarat, & Tujuan Perusahaan Mengajukannya
Perhitungan arus kas yang telah menerapkan diskonto pada sebuah bisnis akan membuat direktur atau investor memiliki gambaran akurat tentang nilai saham perusahaan.
Oleh karena itu, manfaat discounted cash flow adalah memperhitungkan profitabilitas masa depan perusahaan dan memberikan pandangan terkait prospeknya.
Analisis discounted cash flow juga bermanfaat untuk mengoreksi efek dari penilaian yang berlebihan atau kurang pada suatu sektor maupun pasar menggunakan prediksi nilai intrinsik paling akurat.
Discounted cash flow dihitung dengan membagi keuntungan tahunan yang diharapkan menggunakan tingkat diskonto berdasarkan biaya modal rata-rata.
Rumus discounted cash flow adalah sebagai berikut:
DCF = (CF / (1+r)^1) + (CF / (1+r)^2) + (CF / (1+r)^3) + (...) + (CF / (1+r)^n)
Di mana CF = arus kas, r = tingkat diskonto, dan n = tahun.
Maka untuk periode lima tahun, rumus discount cash flow yang digunakan adalah:
DCF = (CF / (1+r)^1) + (CF / (1+r)^2) + (CF / (1+r)^3) + (CF / (1+r)^4) + (CF / (1+r)^5)
Setelah mengetahui rumusnya, berikut penjelasan cara menghitung discounted cash flow yang tepat.
Berdasarkan seluruh catatan dalam laporan keuangan perusahaan, hanya arus kas bebas yang digunakan untuk menghitung discounted cash flow.
Hal ini sesuai dengan arus keuangan yang dihasilkan oleh perusahaan, yaitu dana masuk dan keluar, perubahan kebutuhan modal, dan investasi bersih.
Rumus untuk menghitung arus kas bebas adalah:
Arus kas bebas = laba setelah pajak + depresiasi bersih + investasi bersih + perubahan kebutuhan modal
Baca juga: Kenali 5 Jenis Laporan Keuangan dan Contohnya, Apa Saja?
Langkah kedua dari cara menghitung discounted cash flow adalah menentukan tingkat diskonto.
Berdasarkan arus kas masa depan yang sudah ditentukan, nilai tersebut harus didiskontokan karena Rp1 hari ini tidak akan bernilai sama lima tahun ke depan.
Seperti yang diketahui bahwa nilai mata uang akan terus menurun seiring berjalannya waktu.
Tingkat diskonto ini disesuaikan dengan biaya modal rata-rata tertimbang berdasarkan profitabilitas yang diharapkan oleh penyedia modal untuk bisnis. Hal tersebut berlaku baik untuk pembayaran utang atau ekuitas.
Rumus yang digunakan untuk menentukan tingkat diskonto yaitu:
Tingkat diskonto = cost des equity capital x ( equity capital / ( financial debts + equity capital )) + cost of debt x ( 1 - nilai pajak penghasilan perusahaan ) x ( financial debts + equity debts + equity capital )
Penentuan tingkat diskonto merupakan bagian penting dalam metode discounted cash flow dan perhitungan penilaian bisnis.
Maka dari itu, semakin rendah variasinya, ketepatan penilaiannya pun akan lebih baik.
Tingkat diskonto bervariasi berdasarkan risikonya, yaitu sekitar 10% hingga 15% untuk perusahaan yang sangat stabil.
Namun, dapat mencapai 25% atau bahkan 50% untuk sebuah perusahaan yang baru dirintis dan masih dalam tahap pengembangan.
Tahap selanjutnya dalam cara menghitung discounted cash flow adalah memilih durasi perhitungan prediksi.
Anda perlu memperhatikan hal ini dengan baik. Periode waktu yang terlalu singkat bisa menyebabkan terlewatnya sebagian informasi penting.
Namun, memprediksi arus kas dalam jangka waktu terlalu panjang juga cukup rumit untuk dilakukan.
Perkiraan waktu yang ideal untuk menentukan discounted cash flow adalah sekitar empat hingga sepuluh tahun.
Baca juga: Mengenal Aktiva, Pengertian, Sifat, Jenis-Jenis, & Contohnya
Analisis discounted cash flow adalah metode berdasarkan perhitungan nilai terminal bisnis yang sesuai dengan proyeksi tingkat pertumbuhan arus kas selama beberapa tahun mendatang.
Pada akhir durasi perkiraannya, perusahaan akan melanjutkan bisnis untuk jangka waktu yang tidak terbatas. Hal tersebut juga diasumsikan adanya peningkatan pertumbuhan seiring berjalannya waktu.
Nilai terminal sesuai dengan jumlah aset ekonomi yang diperkirakan pada tahun terakhir dari perencanaan bisnis.
Cara menghitung nilai terminal bisnis dapat dilakukan dengan menggunakan rumus Gordon dan Shapiro berikut:
TV = CF / ( WACC - g )
Di mana, CF = pendapatan tetap dan g = tingkat pertumbuhan pendapatan dari aset berjalan.
Perusahaan Anda menghasilkan arus kas bebas sebesar Rp500.000.000 setiap tahunnya dan memiliki tingkat konstan 5%.
Nilai arus kas perusahaan Anda dapat diketahui dengan menggunakan perhitungan berikut:
Rp500.000.000 x 0,05 = Rp25.000.000
Dengan demikian, arus kas untuk tahun berikutnya adalah:
Rp500.000.000 + Rp25.000.000 = Rp525.000.000
Maka, perhitungan arus kas untuk tahun ketiga adalah:
( Rp525.000.000 x 0,05 ) = Rp26.250.000 + Rp525.000.000 = Rp551.250.000
Jika tingkat diskonto perusahaan setiap tahunnya adalah sebesar 15%, maka nilai discounted cash flow-nya adalah:
DCF = ( 500.000.000 / ( 1+0.15 )^1 ) + ( 525.000.000 / ( 1+0.15 )^2 ) + ( 551.250.000 / ( 1+0.15 )^3 )
DCF = 434.782.608 + 396.975.425 + 362.455.823
DCF = 1.194.213.856
Jadi, keuntungan masa depan yang bisa diperoleh perusahaan Anda selama periode tiga tahun adalah sebesar Rp1.194.213.856.
Baca juga: Apa Itu Pertumbuhan Ekonomi: Contoh, Faktor dan Ciri-cirinya
Meskipun discounted cash flow adalah metode yang berguna untuk menilai pertumbuhan bisnis, namun ada beberapa kekurangan dari analisis ini, di antaranya:
Itu dia penjelasan tentang apa itu discounted cash flow beserta fungsi, manfaat, rumus, cara menghitung, dan contohnya.
Meskipun discounted cash flow adalah metode untuk memprediksi pendapatan di masa depan, terdapat berbagai faktor lain yang bisa memengaruhi arus kas tersebut, seperti permintaan pasar, status ekonomi, teknologi, persaingan, dan lain sebagainya.
Namun tidak dapat dipungkiri bahwa dengan memperhitungkan discounted cash flow akan membuat keputusan investasi menjadi lebih matang dan perusahaan bisa memperoleh keuntungan maksimal.
Semoga informasi yang diberikan bermanfaat, ya. Dapatkan lebih banyak artikel seputar investasi dan pengelolaan keuangan perusahaan hanya di Blog OCBC NISP!
Baca juga: 5 Cara Menghadapi Resesi Ekonomi dan Ancaman Jangka Panjangnya