Maraknya peringatan terhadap potensi resesi global 2023 di sejumlah media informasi, tentunya membuat kita perlu lebih berhati-hati dalam mengatur keuangan kita tahun ini. Tak ada salahnya untuk lebih bijak untuk memilah pengeluaran, mana yang benar-benar menjadi kebutuhan (needs), mana yang merupakan keinginan (wants) semata.
Kita juga perlu memastikan adanya porsi pendapatan yang kita sisihkan untuk tabungan maupun investasi untuk menjamin masa depan. Di tengah kenaikan suku bunga saat ini, selain deposito tentunya terdapat instrumen investasi lain yang cukup menarik serta memiliki risiko volatilitas relatif cukup rendah.
Saat ini pemerintah sedang membuka penawaran Saving Bond Retail (SBR) hingga 9 Februari 2023, dengan tingkat kupon mengambang dan kupon minimal 6.15% dan 6.35% gross per tahun. Nah, artinya jika suku bunga acuan BI 7-day Reverse Repo Rate mengalami kenaikan, maka kupon dari SBR juga ikutan naik lho. Namun, jika suku bunga acuan turun, maka kupon SBR akan tetap di 6.15% dan 6.35%.
Perbandingan | Deposito | SBR012 |
---|---|---|
Bunga atau kupon per tahun | 2 - 4% | min. 6.15% dan 6.35% |
Perubahan suku bunga | Setiap jatuh tempo mengikuti suku bunga acuan | Ada floor level atau suku bunga minimum, sehingga jika suku bunga turun, maka kupon akan tetap terjaga |
Tenor | 1 bulan s/d 12 bulan | 2 tahun dan 4 tahun |
Pajak atas bunga atau kupon | 20% | 10% |
Minimum penempatan | Rp 8 juta | Rp 1 juta |
*Rata-rata bunga deposito perbankan 12 bulan per 24 Januari 2024
Jadi, dengan adanya kepastian tingkat pengembalian (kupon) pada SBR sebesar 6.15% gross, tentunya ini akan sangat menarik untuk mengembangkan dana investasi. Tanpa perlu takut terjadi kerugian akibat volatilitas yang terjadi di tengah potensi resesi global.
SBR012 merupakan solusi investasi yang memberikan kepastian di tengah ketidakpastian. SBR012, pilihan berharga untuk tetap bahagia.