Mengenal Apa itu Crypto Bubble dan Faktor Penyebabnya

27 Jan 2023

Crypto bubble adalah salah satu risiko investasi cryptocurrency.

Crypto bubble adalah salah satu risiko yang harus diketahui oleh para investor cryptocurrency.

Sebab, jika tidak berhati-hati, crypto bubble dapat membuat Anda terjebak dalam kerugian saat berinvestasi.

Lantas, apa sebenarnya crypto bubble dan faktor penyebabnya? Untuk mengetahui jawabannya, yuk simak uraiannya di sini.

Apa itu Crypto Bubble?

Gelembung aset kripto atau crypto bubble adalah fenomena saat harga aset crypto naik secara drastis dalam jangka waktu tertentu.

Kemudian, kenaikan harga ini akan diikuti dengan penurunan nilai yang cepat juga.

Dalam ilmu ekonomi, istilah bubble diartikan sebagai siklus yang ditandai dengan peningkatan pesat nilai pasar, khususnya harga aset.

Lalu, kenaikan ini akan diikuti dengan penurunan nilai drastis atau kontraksi. Biasanya kondisi ini disebut juga dengan istilah “crash” atau “bubble burst“.

Selama bubble, biasanya aset diperdagangkan pada kisaran harga yang jauh melebihi nilai intrinsik (harga tidak sejalan dengan fundamental aset).

Penyebab Terjadinya Fenomena Crypto Bubble

Agar dapat mengenali terjadinya momen ini, Anda perlu mengetahui apa yang menjadi penyebabnya terlebih dahulu.

Lantas, apa yang menyebabkan terjadinya fenomena ini? Salah satu hal yang kerap menjadi penyebab terjadinya crypto bubble adalah euforia.

Euforia ini bisa terjadi saat para investor dan trader menjual aset dengan nilai jauh lebih tinggi dan melebihi kisaran harga pada saat itu.

Tujuan dari jual mahal tersebut tentu saja untuk mendapatkan profit yang lebih besar dengan memanfaatkan suatu momen.

Adapun beberapa momen yang pernah menjadi pemicu crypto bubble adalah sebagai berikut:

1. Cuitan Elon Musk

Akhir-akhir ini, salah satu hal yang menjadi penyebab terjadinya crypto bubble adalah cuitan Elon Musk di Twitter tentang Bitcoin.

Semuanya berawal dari pernyataannya bahwa Bitcoin adalah salah satu crypto yang menjanjikan. Inilah mengapa ia memutuskan untuk membeli Bitcoin sejumlah $1.5 miliar.

Tanpa diduga, hal ini seolah memperlihatkan dukungan Elon Musk terhadap Bitcoin.

Hal ini makin diperkuat dengan pengumuman bahwa perusahaannya akan menerima pembayaran dengan Bitcoin untuk pembelian berbagai produk.

Akan tetapi, 2 bulan kemudian Elon Musk membuat cuitan lagi yang menyatakan bahwa perusahaannya tidak lagi menerima pembayaran menggunakan Bitcoin.

Alasannya adalah karena Bitcoin membawa dampak buruk bagi lingkungan. Karena hal inilah akhirnya Bitcoin mengalami penurunan harga secara signifikan.

2. Sikap Pemerintah Terhadap Crypto

Hal lain yang sempat menjadi pemicu crypto bubble adalah kebijakan pemerintah. Contohnya seperti yang terjadi di Tiongkok.

Di Tiongkok, penggunaan aset digital cryptocurrency dilarang di sejumlah bank dan layanan pembayaran online.

Pelarangan ini dilakukan dengan tujuan untuk melindungi mata uang. Tentunya, pelarangan ini juga memberikan dampak signifikan terhadap nilai crypto.

Tidak hanya di Cina, pelarangan ini juga mulai diterapkan oleh negara-negara lain. Beberapa di antaranya adalah Turki, Bolivia, Ekuador, Nigeria dan Aljazair.

Baca juga: Arti Withdraw dalam Dunia Trading, Begini Manfaat & Caranya

Perbedaan Crypto Bubble dengan Siklus Bubble Lainnya

Di dalam ilmu ekonomi, fenomena bubble ini tidak hanya bisa terjadi pada crypto saja, namun juga aset atau komoditas lainnya.

Pada komoditas lain, biasanya harga akan kembali normal meskipun sempat turun drastis karena bubble.

Lantas, apakah hal tersebut juga berlaku pada gelembung aset kripto? Ya, dalam hal ini, kemungkinan harga untuk kembali normal juga berlaku.

Meskipun begitu, sulit untuk memprediksi waktunya. Adapun beberapa alasan yang mendasari hal tersebut adalah sebagai berikut:

1. Stok yang Terbatas

Perlu diketahui bahwa cryptocurrency beredar dalam jumlah yang terbatas. Hingga saat ini, sudah tercatat sekitar 18,6 dari total 21 juta Bitcoin yang tersedia.

Maknanya, pasokan Bitcoin tidak akan bertambah meskipun permintaannya terus meningkat. Karena hal inilah akhirnya Bitcoin dapat diibaratkan seperti emas.

Lantas, bubble seperti apakah yang akan dialami oleh jenis aset semacam ini?

Pada aset semacam ini, biasanya bubble yang terjadi akan berjalan dalam jangka waktu pendek-menengah.

2. Transaksi Dilakukan dengan Bantuan Pihak Ketiga

Biasanya, transaksi crypto dilakukan lewat exchanger dengan order buku. Dalam hal ini, biasanya kecepatan proses jual beli menyesuaikan dengan harga.

Karena hampir tidak ada aktivitas perang harga antar exchanger, maka jarang sekali ada pihak yang banting harga hingga merusak pasar.

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa crypto bubble adalah lonjakan harga aset crypto yang biasanya diikuti dengan penurunan drastis juga.

Selain mengetahui risiko investasi, Anda juga perlu mempelajari strategi yang dapat diaplikasikan saat trading atau investasi.

Untuk mengetahui lebih lanjut, yuk baca artikel lain di blog OCBC NISP!

Baca juga: Mengenal Investasi Kripto Bodong “EDCCash” Jangan Tertipu!

Story for your Inspiration

Baca

Edukasi - 24 Apr 2024

Cara Hapus Data KTP di Pinjaman Online Ilegal, Mudah dan Tanpa Biaya!

Baca

Edukasi - 24 Apr 2024

Loan to Value, Rasio yang Menentukan KPR Disetujui atau Tidak

See All

Produk Terkait

Individu

Individu

Solusi perbankan OCBC siap bantu kamu penuhi semua aspirasi dalam hidup #TAYTB

Download OCBC mobile