Ancaman Resesi Dunia di 2023, Ini Penyebab dan Dampaknya!

31 Jan 2023

Resesi dunia adalah ancaman ekonomi yang berpengaruh di berbagai aspek.

Resesi dunia adalah kondisi ketika perekonomian sebagian besar negara sedang memburuk seiring menurunnya aktivitas di sektor perdagangan dan industri.

Beberapa waktu lalu, menteri keuangan Sri Mulyani memproyeksikan dunia akan memasuki resesi pada tahun 2023.

Hal ini disebabkan karena sebagian besar negara meningkatkan suku bunga secara bersamaan sehingga berimplikasi pada krisis pasar keuangan dan pelemahan ekonomi.

Lalu, apa dampak resesi dunia bagi masyarakat? Yuk, simak penjelasan selengkapnya pada ulasan berikut!

Apa itu Resesi Dunia?

Secara teknikal, resesi dunia adalah kondisi ketika pertumbuhan ekonomi dalam dua kuartal berturut-turut menunjukkan pergerakan negatif.

Para ahli menyatakan bahwa resesi terjadi ketika ekonomi suatu negara mengalami peningkatan jumlah pengangguran, penurunan ritel, produk domestik bruto (PDB) yang negatif, dan terdapat kontraksi pendapatan serta manufaktur dalam jangka waktu panjang.

Saat terjadi resesi, pertumbuhan ekonomi dapat mencapai 0% atau bahkan negatif dalam kondisi paling buruk.

Padahal, pertumbuhan ekonomi selama ini merupakan indikator utama untuk mengukur perkembangan atau kemajuan suatu negara.

Sehingga ketika terjadi resesi, dampaknya bisa memengaruhi berbagai aspek, mulai dari pemerintahan, sektor industri, hingga seluruh lapisan masyarakat.

Penyebab Resesi Dunia

Resesi dunia adalah periode penurunan aktivitas ekonomi yang umumnya ditandai dengan menurunnya PDB dalam dua kuartal berturut-turut.

Di samping itu, ada beberapa faktor lain yang menjadi penyebab resesi dunia, di antaranya:

1. Perkembangan Teknologi

Berkembangnya teknologi dapat menjadi penyebab terjadinya resesi dunia, seperti yang terjadi pada abad ke-19.

Revolusi industri membuat seluruh profesi digantikan dengan teknologi dan dapat memicu resesi.

Baca juga: 7 Hambatan Perdagangan Internasional, Yuk Pelajari!

2. Guncangan Ekonomi

Guncangan ekonomi yang mendadak dapat memicu terjadinya resesi serta berbagai masalah perekonomian lainnya, seperti menumpuknya utang.

Banyaknya utang yang dimiliki individu atau perusahaan membuat biaya pelunasannya semakin tinggi.

Biaya pelunasan utang tersebut semakin lama akan meningkat hingga peminjam tidak dapat melunasinya lagi.

3. Tingginya Tingkat Pengangguran

Tenaga kerja merupakan salah satu faktor yang berperan penting sebagai penggerak perekonomian industri.

Jika suatu negara tidak mampu menciptakan lapangan kerja yang berkualitas bagi penduduk lokal, maka tingkat penganggurannya menjadi tinggi.

Risiko ini dapat menyebabkan meningkatnya kriminalitas dan juga menurunkan kesejahteraan masyarakat.

4. Produksi dan Konsumsi Tidak Seimbang

Keseimbangan tingkat produksi dan konsumsi menjadi dasar pertumbuhan ekonomi suatu negara.

Saat produksi dan konsumsi tidak seimbang, maka siklus perekonomian akan terganggu.

Tingginya produksi yang tidak disertai dengan konsumsi akan menyebabkan penumpukan stok persediaan barang, sedangkan tingginya konsumsi yang tidak seiring dengan produksinya akan memicu terjadi impor.

Hal ini kemudian akan memengaruhi laba perusahaan dan melemahkan pasar modal.

5. Inflasi

Inflasi adalah proses meningkatnya harga secara terus-menerus. Jika terjadi secara berlebihan, maka akan membahayakan ekonomi hingga menyebabkan resesi.

Baca juga: Bubble Economy (Gelembung Ekonomi): Pengertian & Penyebabnya

6. Deflasi Berlebihan

Meskipun inflasi yang tidak terkendali dapat menyebabkan resesi dunia, deflasi juga bisa memberikan dampak lebih buruk.

Deflasi adalah kondisi ketika harga turun dari waktu ke waktu dan menyebabkan penurunan upah dan merugikan para pemilik usaha.

7. Gelembung Aset

Saat mengetahui tanda-tanda resesi dunia, biasanya investor akan berbodong-bondong menjual sahamnya.

Padahal, kondisi tersebut akan semakin memicu terjadinya resesi karena penjualan saham secara bersamaan menyebabkan hancurnya pasar.

8. Nilai Impor Lebih Besar dari Ekspor

Negara yang tidak memproduksi kebutuhannya sendiri akan melakukan impor dari luar.

Sebaliknya, jika produk yang diproduksi berlebih, maka suatu negara akan mengupayakan untuk mengekspornya.

Namun, nilai impor yang lebih besar dari ekspor dapat berdampak pada perekonomian, yaitu defisit anggaran negara.

Baca juga: Kebijakan Fiskal: Pengertian, Tujuan, Instrumen, & Contohnya

Dampak Resesi Dunia

Resesi bukanlah kondisi yang menguntungkan bagi perekonomian, berbagai jenis bisnis akan terkena dampaknya.

Hal ini selanjutnya akan diperburuk dengan kondisi kredit yang semakin ketat, ketika permintaan atau pengajuan permohonannya cenderung menurun.

Selain itu, resesi dunia tidak hanya memengaruhi bisnis, namun pemerintah dan individu juga akan turut terkena dampaknya.

Berikut beberapa dampak resesi bagi pemerintah, perusahaan, dan pekerja.

1. Dampak Resesi bagi Perusahaan

Fenomena resesi dunia sangat memungkinkan memicu kebangkrutan suatu bisnis. Hal ini bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti ekonomi negatif, tergerusnya sumber daya riil, krisis kredit, menurunnya harga aset, dan lainnya.

Terjadinya resesi akan membuat masyarakat lebih berhati-hati dalam menggunakan uangnya, sehingga tingkat permintaan mengalami penurunan dan laba perusahaan pun berkurang.

Berkurangnya profitabilitas menuntut perusahaan untuk melakukan efisiensi dengan cara menutup area bisnis yang kurang menguntungkan dan memotong biaya operasional.

Dalam upaya tersebut, perusahaan juga dapat menurunkan upah pekerja atau melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).

2. Dampak Resesi bagi Pekerja

Resesi memberikan dampak nyata kepada para pekerja, yaitu dengan melakukan PHK dan membuat pekerja kehilangan pendapatan utama.

Padahal, mereka tetap membutuhkan uang untuk memenuhi kebutuhan dirinya maupun keluarga.

Selain itu, masalah pengangguran juga dapat berdampak pada ranah sosial, seperti memicu terjadinya kerusuhan di masyarakat.

Pengangguran massal juga bisa mengancam tatanan sosial kehidupan berbangsa dan bernegara.

3. Dampak Resesi bagi Pemerintah

Dampak yang paling terasa adalah jumlah pengangguran semakin meningkat. Pemerintah kemudian akan dituntut segera menemukan solusi untuk mengakhiri resesi sehingga lapangan pekerjaan kembali dibuka.

Selain itu, pinjaman pemerintah juga akan melonjak tinggi karena setiap negara tentu membutuhkan dana cukup besar untuk membiayai berbagai kebutuhan terkait pembangunan.

Sumber pendapatan negara yang berasal dari pajak dan non-pajak juga akan menurun karena resesi menyebabkan pekerja menerima pendapatan lebih rendah.

Di samping itu, pembangunan tetap dituntut untuk terus dilakukan di berbagai sektor pemerintahan untuk menjamin kesejahteraan masyarakat.

Baca juga: Bagaimana Cara Mencapai Tujuan Keuangan (Financial Goals)?

Potensi Resesi Dunia 2023 di Indonesia

Menurut menteri keuangan Sri Mulyani, Indonesia berpotensi kecil untuk turut terdampak resesi dunia pada tahun 2023.

Surplus neraca perdagangan Indonesia pada bulan Agustus 2022 terus menunjukkan peningkatan aktivitas manufaktur yang akan menyelamatkan negara dari jurang resesi.

Kedua faktor tersebut dipercaya menjadi katalis positif bagi perekonomian Indonesia di tengah ketidakpastian arus ekonomi global.

Proyeksi dari berbagai lembaga finansial global seperti IMF dan World Bank menyatakan bahwa perekonomian Indonesia akan terus bertumbuh sekitar 5,1% hingga 5,2% di tahun 2022.

Meskipun demikian, Sri Mulyani mengingatkan pemerintah Indonesia agar tetap waspada dalam melakukan kebijakan moneter dan fiskal domestik untuk menghindari resesi.

Kenaikan suku bunga untuk melawan peningkatan inflasi menyebabkan pertumbuhan ekonomi dunia menjadi lambat dan bahkan mengalami penurunan.

Meskipun resesi dunia diprediksi tidak akan berdampak signifikan pada perekonomian Indonesia di tahun 2023, pemerintah tetap perlu mengambil kebijakan preventif dan mengantisipasi kemungkinan krisis.

Cara Menghadapi Resesi Dunia

Walaupun Indonesia dikatakan berpotensi kecil untuk terkena dampak resesi, namun Sobat OCBC NISP perlu persiapan untuk menghadapi kemungkinan terburuknya.

Beberapa cara yang bisa diupayakan untuk menghadapi resesi, di antaranya:

1. Kontrol Keuangan dengan Bijak

Belilah kebutuhan seperlunya dan usahakan untuk memenuhi keperluan barang-barang pokok.

Hal ini bertujuan agar dana yang tersisa bisa dialokasikan untuk kebutuhan lainnya seperti membayar utang, menabung, investasi, serta mempersiapkan dana darurat.

2. Melunasi Utang

Usahakan untuk lebih konservatif terhadap utang, khususnya bagi keperluan yang konsumtif.

Proporsi utang yang sehat adalah di bawah 30% dari penghasilan bulanan Anda. Namun, karena tengah mempersiapkan menghadapi resesi, rasio tersebut bisa diubah menjadi lebih kecil.

Selain itu, pastikan Anda segera melunasi utang, terutama untuk pinjaman dengan bunga besar.

Baca juga: 6 Cara Melunasi Hutang Kartu Kredit Dengan Cepat Tanpa Molor

3. Mempersiapkan Dana Darurat dan Asuransi

Dana darurat yang perlu dipersiapkan idealnya 3-6 kali dari jumlah pengeluaran Anda setiap bulannya.

Selain itu, asuransi juga dibutuhkan agar meminimalisir terganggunya kas keuangan saat tiba-tiba diperlukan dana besar untuk masalah kesehatan.

4. Mencari Pendapatan Tambahan

Salah satu dampak buruk dari terjadinya resesi dunia adalah pemutusan hubungan kerja secara besar-besaran.

Maka dari itu, persiapkan kemungkinan tersebut dengan mencari pendapatan tambahan agar Anda memiliki tabungan semakin banyak.

5. Investasi dan Menabung

Menabung dan investasi untuk menghadapi resesi adalah hal penting yang perlu dilakukan untuk memperkuat keuangan Anda.

Upayakan untuk menabung sedikit lebih banyak dari biasanya, terutama untuk mempersiapkan dana darurat.

Itulah pembahasan tentang apa itu resesi dunia, penyebab, dampak, dan cara menghadapinya.

Resesi merupakan penurunan signifikan dalam kegiatan ekonomi yang berlangsung secara berturut-turut selama beberapa bulan.

Dampak resesi bisa dirasakan oleh berbagai lapisan masyarakat, baik pemerintah maupun perusahaan.

Maka dari itu, penting bagi kita untuk mengantisipasi dengan melakukan berbagai upaya seperti mengontrol pengeluaran dan memperbanyak tabungan dana darurat.

Semoga informasinya bermanfaat! Temukan berbagai informasi menarik seputar ekonomi lainnya hanya di Blog OCBC NISP!

Baca juga: 5 Cara Menghadapi Resesi Ekonomi dan Ancaman Jangka Panjangnya

Story for your Inspiration

Baca

Edukasi - 18 Apr 2024

Rekening Koran untuk KPR: Fungsi dan Cara Dapatnya

Baca

Edukasi - 18 Apr 2024

Berapa Suku Bunga KPR Saat Ini? Berikut Penjelasannya!

See All

Produk Terkait

Individu

Individu

Solusi perbankan OCBC siap bantu kamu penuhi semua aspirasi dalam hidup #TAYTB

Download OCBC mobile