5 Penyebab Terjadinya Krisis Ekonomi pada Akhir Tahun 1997

8 Agt 2023

Salah satu faktor yang menjadi penyebab terjadinya krisis ekonomi pada akhir tahun 1997 adalah melemahnya perbankan. Yuk, simak penjelasan lengkapnya di sini!

Salah satu penyebab terjadinya krisis ekonomi pada akhir tahun 1997 adalah merosotnya nilai tukar rupiah terhadap dolar.

Krisis moneter 1997 merupakan periode krisis keuangan yang melanda sebagian besar negara di Asia Timur dan Asia Tenggara.

Permasalahan ekonomi tersebut bermula pada 2 Juli 1997 di Thailand dan segera menyebar ke berbagai negara lainnya.

Penyebaran yang terlalu cepat membuat kekhawatiran dan kehancuran ekonomi dunia. Indonesia adalah salah satu negara penerima dampak paling besar.

Lantas, bagaimana cara pemerintah mengatasi krisis ekonomi di tahun 1997? Yuk, simak penjelasannya pada artikel berikut.

Penyebab Terjadinya Krisis Ekonomi pada Akhir Tahun 1997 di Indonesia

Krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 1997 juga membuat Indonesia turut terkena dampaknya.

Adapun penyebab terjadinya krisis ekonomi pada akhir tahun 1997 adalah di antaranya:

1.Merosotnya Nilai Tukar Rupiah

Menurunnya nilai tukar rupiah terhadap dolar dipercaya sebagai faktor utama penyebab krisis ekonomi pada akhir tahun 1997.

Penurunan nilai rupiah disebabkan karena sistem devisa bebas dilakukan tanpa pengawasan yang memadai.

Hal ini membuat banyak pihak yang melakukan transaksi valuta asing tanpa mempertimbangkan risikonya.

Penurunan nilai tukar rupiah terhadap dolar disebabkan beberapa faktor, salah satunya karena permainan spekulan dari dalam dan luar negeri.

Para spekulan tersebut juga tidak semata-mata menggunakan dana pribadinya, namun meminjam dari sistem perbankan.

Baca juga: Pengertian Kebijakan Diskonto, Tujuan, & Contoh Penerapannya

2. Akumulasi Utang Swasta

Faktor lain yang menjadi penyebab terjadinya krisis ekonomi pada akhir tahun 1997 adalah utang swasta.

Hal ini menjadi salah satu faktor yang menyebabkan nilai rupiah dapat ditekan karena ketersediaan devisa tidak dapat memenuhi utang jatuh tempo dan bunganya.

Akumulasi utang swasta luar negeri sejak awal tahun 1990-an telah mencapai jumlah sangat besar, bahkan melampaui tanggungan resmi pemerintah.

3. Kesalahan Sistem Perbankan dan Pemerintah

Kesalahan pemerintah yang menjadi penyebab terjadinya krisis ekonomi pada akhir tahun 1997 adalah mereka telah melakukan tindakan kurang tepat dengan membuat nilai rupiah melebihi seharusnya dan suku bunga terus meningkat.

Hal ini membuat pinjaman rupiah menjadi relatif mahal dan pinjaman dalam mata uang asing nilainya lebih murah.

Sebaliknya, tingkat bunga di dalam negeri dibiarkan tinggi untuk menahan aliran dana ke luar negeri dan masyarakat mau menyimpan deposito dana mata uang rupiah.

Keadaan ini akan menguntungkan pengusaha selama tidak terjadi devaluasi. Hal tersebut terus terjadi selama bertahun-tahun, sehingga masyarakat terus melakukan pinjaman dari luar negeri dalam jumlah besar.

Kesalahan pemerintah yang tidak melakukan pengawasan sama sekali terhadap utang-utang luar negeri inilah pemicu terjadinya krisis ekonomi.

Mereka hanya memperhatikan utang yang berkaitan dengan proyek pemerintah dan mengabaikan keadaan lainnya.

Baca juga: 10 Tips Menghadapi Inflasi Agar Keuangan Tetap Terlindungi

4. Situasi Politik

Ketidakpastian politik saat menghadapi pemilu sebelumnya dan masalah lainnya terkait Presiden Soeharto pada masa itu dianggap sebagai salah satu penyebab krisis moneter.

Akhirnya, banyak terjadi aksi demo secara besar-besaran yang disebabkan karena kelangkaan bahan pokok di seluruh wilayah Indonesia.

Kondisi inilah yang membuat Indonesia kehilangan kepercayaan dari investor asing.

Sehingga, selain permasalahan nilai tukar rupiah yang menurun, penyebab terjadinya krisis ekonomi pada akhir tahun 1997 adalah tidak stabilnya situasi politik dan menyebabkan investor enggan menanamkan modalnya.

5. Penundaan Bantuan dari IMF

Penyebab terjadinya krisis ekonomi pada akhir tahun 1997 adalah karena International Monetary Fund (IMF) terus menunda pemberian dana bantuan yang dijanjikan.

IMF menyatakan bahwa alasan penundaan tersebut disebabkan karena pemerintah tidak melaksanakan 50 butir kesepakatan dengan baik.

Negara-negara tetangga yang menjanjikan akan membantu Indonesia juga menunda penyaluran dana bantuan karena menunggu perintah dari IMF.

Hal ini membuat kondisi perekonomian di Indonesia semakin terpuruk saat terjadinya krisis ekonomi 1997.

Cara Pemerintah Mengatasi Krisis Ekonomi di Tahun 1997

Faktor utama penyebab terjadinya krisis ekonomi pada akhir tahun 2997 adalah karena pemerintah tidak memberikan pengawasan secara intensif terhadap transaksi valuta asing.

Untuk mengatasi hal tersebut, mereka menerapkan beberapa kebijakan, di antaranya:

1. Perbaikan Sistem Perbankan

Seperti yang diketahui, salah satu penyebab terjadinya krisis ekonomi pada akhir tahun 1997 adalah rusaknya sistem perbankan nasional.

Saat krisis moneter datang, penanganan sistem perbankan menjadi prioritas utama karena sektor tersebut merupakan jantung sekaligus sumber kendala perekonomian kala itu.

Pembenahan sistem perbankan dilakukan dengan mengambil tindakan preventif melalui pembekuan aktivitas usaha pada bank yang sedang ‘sakit’ dan bisa memicu kerusakan sistem.

Selanjutnya, pemerintah memberikan paket restrukturisasi perbankan secara menyeluruh.

Paket pertama yaitu rekapitulasi serta penyempurnaan ketentuan serta peraturan perbankan. Sedangkan yang kedua berupa percepatan restrukturisasi.

Selain itu, pemerintah juga membentuk Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) yang bertugas untuk melakukan restrukturisasi menyeluruh sistem perbankan nasional.

Baca juga: 5 Cara Menghadapi Resesi Ekonomi dan Ancaman Jangka Panjangnya

2. Restrukturisasi Utang Swasta

Permasalahan lain yang perlu dibenahi dalam rangka pemulihan ekonomi adalah melalui restrukturisasi kredit swasta.

Cara pemerintah mengatasi krisis ekonomi di tahun 1997 terhadap situasi ini adalah melalui pembentukan Tim Penyelesaian Utang Luar Negeri Swasta (TPULNS).

Mereka berhasil mencapai Kesepakatan Frankfurt dengan kreditur luar negeri yang diwakili Bank Steering Committee untuk melakukan restrukturisasi utang swasta.

Kesepakatan Frankfurt mencakup penyelesaian pinjaman antar bank, pembiayaan perdagangan, serta pinjaman perusahaan swasta.

Melalui restrukturisasi tersebut, diharapkan posisi likuidasi perusahaan bisa terjaga dan tidak mengganggu sistem produksi serta menghindari terjadinya PHK.

3. Kebijakan Ekonomi Makro

Cara pemerintah mengatasi krisis ekonomi di tahun 1997 yang selanjutnya adalah dengan menerapkan kebijakan ekonomi makro.

Krisis ekonomi menyebabkan seluruh lapisan masyarakat baik pengusaha, jajaran pemerintah, hingga rakyat kecil terkena dampaknya.

Maka dari itu, pemerintah melakukan berbagai upaya seperti melonggarkan APBN agar bisa memberikan bantuan kepada rakyat kecil, mengupayakan tambahan utang, dan melakukan privatisasi beberapa BUMN.

Itu dia penjelasan seputar faktor-faktor penyebab krisis ekonomi pada tahun 1997 dan cara pemerintah mengatasinya.

Penyebab terjadinya krisis ekonomi pada akhir tahun 1997 adalah disebabkan karena nilai rupiah yang terus menurun serta rusaknya sistem perbankan di Indonesia.

Maka dari itu, pemerintah melakukan upaya restrukturisasi perbankan dan penerapan ekonomi makro untuk mengatasi krisis ekonomi.

Semoga informasi membantu! Temukan lebih banyak artikel seputar ekonomi dan bisnis hanya di Blog OCBC NISP.

Baca juga: Sistem Ekonomi Kerakyatan: Pengertian, Ciri, & Contohnya

Story for your Inspiration

Baca

Edukasi - 18 Apr 2024

Manfaat, Jenis, dan Biaya Asuransi KPR yang Perlu Kamu Ketahui

Baca
OCBC NISP 80 Tahun | Promo KPR

Edukasi - 18 Apr 2024

Anti Ditolak, Berikut Tips agar Pengajuan KPR Disetujui Bank

See All

Produk Terkait

Individu

Individu

Solusi perbankan OCBC siap bantu kamu penuhi semua aspirasi dalam hidup #TAYTB

Download OCBC mobile