Apa itu Lock Up Saham? Pengertian, Tujuan & Contohnya

15 Feb 2023

Lock up saham adalah periode saat investor tidak bisa menjual saham tertentu.

Lock up saham adalah istilah yang merujuk pada periode penguncian ketika investor tidak bisa menjual saham dalam jangka waktu tertentu.

Tentunya, kebijakan ini dilakukan perusahaan dengan tujuan dan manfaat tertentu.

Nah, jika Sobat OCBC NISP adalah investor pemula dan ingin mengetahui lebih detail tentang apa itu lock up saham beserta contohnya, yuk simak uraiannya di bawah ini!

Apa itu Lock Up Saham?

Dalam istilah pasar modal, lock up saham adalah sebuah kondisi ketika investor tidak dapat menjual sahamnya untuk jangka waktu tertentu.

Bagi perusahaan sekuritas, lock up saham berguna untuk membantu menjaga stabilitas serta likuiditas portofolio.

Sedangkan bagi perusahaan yang IPO atau menjual sebagian sahamnya pada publik, lock up bertujuan untuk mempertahankan uang tunai demi pertumbuhan bisnis.

Umumnya, saham IPO akan dikunci dalam waktu 90-180 hari hingga 1 tahun. Setelah masa lock up berakhir, saham IPO tersebut dapat diperjualbelikan kembali.

Tujuan Lock Up Saham

Selanjutnya, sudahkah Sobat OCBC NISP tahu apa tujuan perusahaan menerapkan lock up saham?

Dalam hal ini, tujuan lock up saham adalah untuk mencegah banjirnya pasar dengan saham tambahan untuk dijual.

Sebab, jika pengendali atau pemegang saham besar langsung menjual saham IPO, maka koreksi atau penurunan harga dapat terjadi.

Tentunya, jika hal ini terjadi, maka seluruh pemegang saham akan merugi.

Manfaat Lock Up Saham

Adapun beberapa manfaat kebijakan lock up saham adalah:

  • Membantu saham IPO (Initial Public Offering) menjadi lebih stabil tanpa tekanan jual tambahan dari pemegang saham utama.
  • Menjaga agar harga saham tidak mengalami penurunan dan melindungi investor ritel
  • Memungkinkan pasar untuk menentukan harga saham sesuai dengan penawaran dan permintaan organik
  • Meningkatkan likuiditas seiring berjalannya waktu karena terdapat penetapan rentang perdagangan.

Baca juga: Trading Saham: Definisi, Cara, dan Bedanya dengan Investasi

Contoh Lock Up Saham

Di dunia bisnis, ada banyak sekali praktik lock up saham yang terjadi, salah satunya adalah di PT Bukalapak.com Tbk.

Pada Agustus 2021 lalu, startup e-commerce satu ini mencatatkan saham perdana sebanyak 103,06 miliar.

Saat IPO, harga saham BUKA adalah senilai Rp850 dengan nominal Rp50 per saham.

Dalam hal ini, Bukalapak memberlakukan kebijakan lock up selama 3 bulan bagi 14,02 miliar saham IPO yang dialokasikan untuk karyawan.

Sedangkan untuk pemegang saham yang mendapatkan stock di bawah harga penawaran umum perdana, wajib lock up selama 6 bulan.

Kemudian, bagi pemegang saham besar, secara sukarela lock up dalam periode 8 bulan.

Selain Bukalapak, ada juga contoh kebijakan lock up lain yang dapat dijadikan referensi, yakni dari PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI).

Perusahaan milik konglomerat Chairul Tanjung ini pernah membuat perjanjian lock up selama selama 3 tahun sejak tanggal pencatatan saham.

Larangan menjual saham berlaku untuk para strategic partners dari internal CT Corp dan partner eksternal.

Beberapa partner eksternal tersebut adalah Salim Group, Bukalapak, anak usaha Grab, Carro, dan Growtheum Capital Partners.

Kelebihan dan Kekurangan Periode Lock Up Saham

Jika dilihat dari dua sisi, ternyata kebijakan lock up juga memiliki kelebihan dan kekurangan, berikut ini penjelasannya.

1. Kelebihan

Dari satu sisi, kelebihan kebijakan lock up saham adalah sebagai berikut:

a. Mengurangi Volatilitas Awal

Kelebihan pertama dari kebijakan lock up saham adalah dapat memberi pasar waktu untuk mendapatkan stabilitas sebelum investor menjual saham mereka.

Sebab, apabila mereka menjual saham segera setelah IPO, kemungkinan meningkatnya volatilitas dan kerugian bisa saja terjadi.

b. Tidak Berpengaruh pada Investor Eksternal

Jika Anda adalah investor individu atau eksternal, maka likuiditas pribadi tidak akan terpengaruh oleh periode lock up saham.

Hal ini umumnya hanya berlaku untuk investor internal seperti eksekutif, pemodal ventura, karyawan, atau orang dalam lainnya.

2. Kekurangan

Adapun beberapa kekurangan lock up saham adalah sebagai berikut:

a. Bisa Berakhir dengan Penurunan Harga Saham

Begitu periode lock up berakhir, harga saham perusahaan umumnya akan menurun. Hal ini bisa terjadi karena dipicu oleh membanjirnya saham yang dijual.

b. Pengurangan Likuiditas untuk Investor Internal

Kekurangan lainnya dari periode lock up saham adalah mengurangi likuiditas investasi bagi investor internal.

Pasalnya, mereka tidak bisa menjual sahamnya dalam kurun waktu 180 hari atau lebih.

Dalam hal ini, investor internal yang dimaksud adalah eksekutif, pendiri perusahaan, atau karyawan.

Nah, dari uraian di atas, kini Sobat OCBC NISP telah mengetahui bahwa lock up saham adalah periode pembatasan penjualan saham IPO.

Salah satu tujuannya adalah agar pemegang saham besar tidak langsung menjual saham IPO dan mencegah volatilitas yang berlebihan.

Nah, jika Anda ingin insight lebih banyak seputar investasi saham, reksa dana, maupun emas, yuk baca konten-konten edukatif lainnya hanya di blog OCBC NISP!

Baca juga: 14 Jenis Saham dan Contohnya yang Wajib Diketahui Pemula

Story for your Inspiration

Baca

News Update, Investasi - 30 Apr 2024

Harga emas tinggi, masih aman untuk berinvestasi?

Baca

Edukasi - 30 Apr 2024

Cara Kredit HP Online Tanpa DP dan Kartu Kredit, Hanya Pakai KTP

See All

Produk Terkait

Individu

Individu

Solusi perbankan OCBC siap bantu kamu penuhi semua aspirasi dalam hidup #TAYTB

Download OCBC mobile