Di dunia ekonomi dan pasar modal akhir-akhir ini, seringkali kita mendengar bahwa arah kebijakan bank sentral AS, Federal Reserve (Fed) ditentukan oleh laju inflasi. Akan tetapi, sebenarnya yang menjadi barometer dari arah kebijakan Fed adalah indeks PCE (Personal Consumption Expenditure).
Di dunia ekonomi dan pasar modal akhir-akhir ini, seringkali kita mendengar bahwa arah kebijakan bank sentral AS, Federal Reserve (Fed) ditentukan oleh laju inflasi.
Inflasi atau CPI (Consumer Price Index), atau Indeks Harga Konsumen mencerminkan perubahan harga barang dan jasa di semua sektor ekonomi melalui survei konsumen yang dilakukan oleh US Bureau of Labor Statistics.
Akan tetapi, sebenarnya yang menjadi barometer dari arah kebijakan Fed adalah indeks PCE (Personal Consumption Expenditure).
Indeks PCE dirilis oleh Bureau of Economic Analysis setiap bulan. Secara umum, indeks PCE mirip dengan CPI, namun PCE mengukur lebih detail tentang perubahan biaya hidup setiap rumah tangga, dengan memberikan bobot yang berbeda dari setiap pos pengeluaran rumah tangga.
Contohnya, harga BBM pada suatu bulan mengalami kenaikan, namun harga sayuran turun. Mengingat biaya transpor memiliki bobot yang lebih tinggi pada pengeluaran rumah tangga, maka hal ini dapat mengakibatkan kenaikan indeks PCE.
Pengukuran yang lebih detail ini menyebabkan adanya perbedaan pada nilai PCE dan CPI, walaupun tetap menunjukkan arah tren yang sama.
Indeks PCE bulan April dirilis pada 4.4%, sedikit mengalami kenaikan dibandingkan bulan sebelumnya di 4.2%. Akan tetapi angka ini sudah mengalami penurunan yang cukup banyak dibandingkan tingkat tertingginya pada Juni 2022 yang mencapai 7%.
sumber: Bloomberg, 5 Juni 2023
Dengan laju PCE dan CPI pada saat ini, dengan tingkat suku bunga Fed saat ini, di 5.25% maka setidaknya tidak lagi terjadi negative interest rate seperti pada tahun lalu. Hal ini berpotensi mendorong Fed untuk mulai melunakkan kebijakannya mulai semester II nanti.
sumber: Bloomberg, 29 Mei 2023
Saat ini para pelaku pasar mengantisipasi adanya kenaikan suku bunga setidaknya satu kali lagi di bulan Juni – Juli mendatang, sebelum memutuskan menahan suku bunga hingga akhir tahun.
Melihat adanya potensi pelonggaran kebijakan bank sentral AS, maka investor dapat mulai mengakumulasi secara bertahap aset pendapatan tetap melalui reksa dana untuk memaksimalkan potensi imbal hasil portfolio investasi ke depannya.
Melalui ONe Mobile OCBC NISP, investor dapat memilih serangkaian produk reksa dana pendapatan tetap baik IDR maupun USD.
Tak hanya itu, Anda juga dapat membandingkan 3 reksa dana sekaligus untuk meneliti kinerja secara lebih cermat, setelah menentukan profil risiko dan tujuan investasi. Untuk informasi lebih lanjut mengenai produk yang ditawarkan oleh Bank OCBC NISP, silahkan klik tautan berikut OCBC NISP | Wealth Management