Apa itu January Effect? Tren Musiman Harga Pasar Saham

13 Des 2021 Ditulis oleh: Redaksi OCBC NISP

Bagaimana pengaruh january effect pada harga saham? Simak ulasannya. 

Memasuki awal tahun, selalu muncul sentimen positif terhadap harga saham. Salah satunya adalah dengan adanya january effect. January effect adalah fenomena yang dipercaya dapat menaikkan harga saham di awal tahun. Benarkah berpengaruh pada harga saham?

Jika Anda pemula dalam dunia investasi, ada baiknya Anda memahami tentang january effect dan dampaknya pada pasar saham. Nah, pada artikel kali ini OCBC akan membahasnya secara tuntas, yuk simak!


Pengertian January Effect

Tahun 2021 sudah hampir usai, memasuki awal tahun 2022 nanti, para investor biasanya berharap melimpahnya profit di bursa saham. Fenomena january effect 2022 adalah salah satu penyebab dari meningkatnya profit tersebut

Apa itu january effect? January effect adalah bentuk keyakinan positif dimana IHSG cenderung naik dikarenakan harga saham yang meningkat di bulan Januari. Efek ini membuka peluang bagi para investor untuk membeli saham ketika harga lebih rendah sebelum Januari. Lalu, mereka dapat menjualnya setelah harga sahamnya naik di awal tahun.


Sejarah Fenomena January Effect

Bermulanya sejarah fenomena january effect adalah ketika seorang bankir bernama Sidney B. Wachtel melakukan observasi saham pada tahun 1942. Dari hasil observasi nya, menunjukkan bahwa saham-saham kecil selalu mendominasi saham-saham besar. Hal tersebut disebabkan adanya kinerja yang positif sebelum pertengahan bulan Januari.

Observasinya tersebut didukung oleh sebuah penelitian yang dilakukan Rozeff dan Kinney mengenai analisis data bursa saham Amerika (New York Stock Exchange) dalam kurun waktu sejak tahun 1904 sampai 1974.

Hasil penelitian tersebut mengatakan bahwa return saham lebih besar lima kali lipat, khususnya pada saham-saham yang kapitalisasinya kecil. Dibandingkan bulan-bulan lainnya, selama bulan Januari, rata-rata return pasar saham adalah sebesar 3,48%. Sedangkan, selain di bulan Januari, rata-rata return hanya sebesar 0,42%.


Studi dan Kritik Mengenai January Effect

Sebuah studi yang membahas data harga saham dari tahun 1904-1974 mengemukakan bahwa hasil profit pada Januari lebih besar lima kali lipat dibandingkan bulan-bulan lainnya pada tahun tersebut. January effect adalah fenomena yang paling dinikmati oleh saham-saham berkapitalisasi kecil.

Studi tersebut kemudian dikonfirmasi oleh salah satu firma investasi yaitu Salomon Smith Barney. Barney kemudian melakukan studi analisis data saham dari tahun 1972 sampai 2002 lalu menemukan bahwa pertumbuhan nilai saham-saham yang berkapitalisasi rendah terus terus mengalahkan saham-saham berkapitalisasi tinggi.

Pada bulan itu juga, rata-rata harga saham melambung hingga 0,82% di bulan Januari. Namun, di bulan-bulan berikutnya harga saham-saham tersebut berkinerja buruk. Maka dari itu, Barney berasumsi bahwa January effect adalah suatu fenomena yang semakin tidak penting.


Bagaimana January Effect Bisa Terjadi?

Berdasarkan teori-teori yang ada, terdapat beberapa asumsi tentang bagaimana January effect saham bisa terjadi. Pertama, seorang investor cenderung untuk menjual kepemilikan saham berkapitalisasi rendah dengan alasan menghindari pajak di akhir tahun. Lalu, saat awal tahun mereka kembali membelinya yang berdampak pada kenaikan harga saham tersebut.

Kedua, ketika investor memperoleh bonus akhir tahun, mereka manfaatkan untuk memborong beberapa saham. Hal tersebut tentunya membuat harga saham mengalami kenaikan di bulan Januari.

Terakhir, manajer investasi akan membeli saham-saham yang dipandang berkinerja baik pada tahun tersebut. Tujuannya, untuk merevisi portofolio investasi mereka pada laporan tahunan pemegang saham. Permintaan dari investor perusahaan tersebut akan memacu harga saham lebih tinggi di bulan Januari.


January Effect pada Bursa Saham Indonesia

Di Indonesia sendiri, dalam 30 tahun terakhir yaitu sejak tahun 1991-2020, terlihat bahwa tidak setiap tahunnya January effect berkinerja positif . Meskipun begitu, IHSG memang selalu cenderung meningkat sepanjang bulan Januari.

Pada bulan Januari tahun 1991, 1995, 2000, 2003, 2007, 2008, 2011, 2017, dan 2020, IHSG mengalami penurunan. Maka dapat disimpulkan bahwa IHSG masih cenderung naik turun alias fluktuatif pada bulan Januari walaupun sejarah mengatakan IHSG selalu naik di bulan Januari.

Perlu Anda ketahui, data diatas tidak dapat menjamin bahwa January effect adalah hal yang akan selalu terjadi di bursa saham Indonesia. Poin pentingnya, jika Anda ingin memanfaatkan peluang dari January effect adalah memperhatikan grafik atau fundamental saham dengan cermat.


Itulah penjelasan tentang pengertian january effect yang harus Anda pahami. Meski banyak yang memanfaatkan peluang ini, namun Anda tetap harus memperhatikan fundamental dalam memilih saham, ya!


Baca Juga:

Story for your Inspiration

Baca

Edukasi - 26 Apr 2024

Jangan Panik! Uang Salah Transfer Bisa Kembali dengan Cara Ini!

Baca

Edukasi - 26 Apr 2024

STNK Motor yang Masih Kredit Hilang? Begini Cara Urusnya!

See All

Produk Terkait

Wealth Management

Wealth Management

Download OCBC mobile