Elastisitas penawaran adalah indikator untuk mengukur kepekaan perubahan kuantitas dan supply suatu barang. Pelajari jenis dan cara menghitungnya di sini!
Elastisitas penawaran adalah salah satu aspek ekonomi yang berhubungan dengan kepekaan perubahan kuantitas atau supply suatu barang.
Di lingkup ekonomi mikro, elastisitas penawaran berfungsi untuk memudahkan perusahaan dalam menentukan kapasitas produksi sebuah produk.
Dengan begitu, perusahaan bisa lebih mudah untuk membuat keputusan dan mengalokasikan pengeluaran secara optimal.
Nah, untuk mengetahui lebih detail seputar apa itu elastisitas penawaran, jenis hingga faktor yang memengaruhinya, yuk simak penjelasannya dalam artikel berikut ini!
Apa yang dimaksud dengan elastisitas penawaran? Singkatnya, elastisitas penawaran adalah pengukuran respons penawaran terhadap perubahan harga.
Jika didasarkan pada teori ekonomi, penawaran atau supply akan naik apabila harganya juga mengalami kenaikan.
Begitupun sebaliknya, jika penawaran terhadap sebuah barang atau jasa berkurang, maka harganya akan turun juga.
Berdasarkan nilainya, elastisitas penawaran dibagi menjadi beberapa jenis. Adapun jenis-jenis elastisitas penawaran adalah:
Sebuah barang memiliki penawaran inelastis sempurna jika jumlahnya dipasok dengan harga berapapun.
Nilai dari elastisitas penawaran ini adalah nol, artinya tidak ada elastisitas sama sekali.
Dengan kata lain, berapa pun harga yang ditawarkan, penawaran barang tersebut tidak akan mengalami kenaikan.
Contoh elastisitas penawaran dalam kasus ini adalah obat-obatan pada waktu sakit.
Baca juga: Pengertian Demand & Faktor yang Mempengaruhinya dalam Ekonomi
Elastisitas penawaran ini biasanya terjadi saat perubahan supply relatif lebih kecil dibandingkan harganya.
Dalam kasus seperti ini, elastisitas penawaran inelastis diasumsikan memiliki nilai kurang dari 1.
Contoh barang yang umumnya memiliki elastisitas penawaran ini adalah kebutuhan primer atau pokok.
Nah, jika perubahan kuantitas penawaran sebanding dengan harganya, maka barang tersebut diketahui memiliki nilai elastisitas 1.
Contoh barang yang memiliki penawaran ini adalah produk-produk elektronik.
Jika perubahan penawaran relatif lebih banyak dibandingkan dengan harga, bisa diasumsikan bahwa produk tersebut memiliki nilai elastisitas lebih besar dari 1.
Salah satu barang yang memiliki penawaran elastis adalah produk-produk luxury atau mewah.
Sebuah barang yang memiliki elastisitas tidak terhingga tergolong dalam perfectly elastic supply. Dalam kasus ini, nilai elastisitas penawaran adalah tidak terhingga.
Jika sebuah produk memiliki penawaran elastis sempurna, maka umumnya pemasok akan rela menyuplai barang tersebut dengan harga lebih tinggi.
Contoh barang yang memiliki penawaran elastis sempurna adalah bumbu dapur.
Baca juga: Hukum Penawaran: Pengertian, Bunyi & Faktor yang Mempengaruhi
Lantas, bagaimana cara mengetahui elastisitas penawaran sebuah barang? Dalam hal ini, Anda dapat menghitungnya menggunakan rumus elastisitas penawaran berikut ini:
rumus elastisitas penawaran.jpg
Keterangan:
Es = elastisitas penawaran
ΔQ = perubahan jumlah penawaran
ΔP = perubahan harga
P = harga mula-mula
Q = jumlah penawaran awal
Nah, agar lebih jelas, mari aplikasikan rumus di atas ke contoh soal di bawah ini.
Pada saat harga Rp20.000, jumlah sayuran yang ditawarkan adalah 100 buah. Namun, ketika harganya turun menjadi Rp10.000, jumlah sayuran yang ditawarkan adalah sebanyak 50 buah. Berdasarkan kasus di atas, berapakah tingkat elastisitas penawaran sayuran tersebut?
Diketahui:
ΔQ = 100 - 50 = 50 buah
ΔP = Rp20.000 - Rp10.000 = Rp10.000
P = Rp20.000
Q = 100 buah
Dijawab:
Es = 50 x 20.000
10.000 100
Es = 1
Nah, karena nilai penawarannya sama dengan 1, maka elastisitas penawaran adalah elastis uniter.
Adapun faktor-faktor yang memengaruhi elastisitas penawaran adalah sebagai berikut:
Proses produksi bisa menjadi salah satu faktor yang memengaruhi elastisitas penawaran.
Jika perusahaan bisa memproses serta menghasilkan output dalam waktu cepat, maka elastisitas penawarannya cenderung lebih tinggi.
Sebaliknya, jika proses serta hasil produksi membutuhkan waktu yang lama, maka elastisitas yang didapat cenderung lebih rendah.
Baca juga: Kegiatan Ekonomi: Pengertian, Jenis-Jenis, dan Contohnya
Selain lama produksi, faktor lain yang juga memengaruhi elastisitas penawaran adalah ketersediaan stok.
Jika ada stok sehingga perusahaan bisa menghasilkan output secara cepat, maka mereka juga akan lebih mudah menyesuaikan kuantitas dengan perubahan harga.
Inilah mengapa, ketersediaan stok cadangan dapat mempengaruhi elastisitas kurva penawaran.
Jika proses produksi sebuah perusahaan fleksibel, artinya mereka dapat menyesuaikan perubahan harga dengan lebih cepat.
Semakin banyak hambatan untuk memasuki pasar, maka semakin tidak elastis penawaran sebuah produk.
Sebaliknya, jika produk bisa masuk ke pasar dengan mudah, maka kurva penawarannya juga akan menjadi lebih elastis.
Faktor lain yang juga memengaruhi elastisitas penawaran adalah sifat barang.
Dalam hal ini, sifat barang yang dimaksud adalah kemampuan untuk menghasilkan produk baru dengan fungsi berbeda.
Semakin tinggi kapasitas penggantiannya, maka akan semakin elastis penawarannya.
Sebaliknya, jika sebuah barang memiliki kapasitas penggantian rendah, maka pasokannnya akan semakin tidak elastis.
Contohnya, sumber daya untuk membuat meja dapat dengan mudah diganti untuk produksi tempat tidur.
Jadi, jika suatu hari nanti harga tempat tidur naik, perusahaan bisa menggunakan sumber daya tersebut untuk produksi barang tersebut.
Mobilitas ini berkaitan dengan transfer sumber daya dari satu fungsi ke fungsi produksi lainnya.
Kondisi penawaran bisa elastis jika misalnya tanah yang biasa ditanami kopi bisa digunakan untuk produksi teh saat harganya naik.
Namun, jika sumber daya tidak dapat dipindahkan dengan mudah dari satu fungsi ke fungsi produksi lainnya, maka elastisitasnya juga akan berkurang.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa elastisitas penawaran adalah ukuran perubahan kuantitas dan supply sebuah barang di pasar.
Melalui uraian di atas, dapat diketahui bahwa penawaran sebuah barang akan selalu dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah fleksibilitas dan lama produksi.
Nah, jika Anda ingin membaca insight lebih banyak seputar bisnis dan keuangan, yuk kunjungi konten lain di blog OCBC NISP!
Baca juga: Demand Pull Inflation: Definisi, Contoh dan Cara Mengatasi